Uncategorized

Kebiasaan di Korea

Ada beberapa hal yang suka aku perhatikan saat halan-halan di Korea sebulan yang lalu. Kebudayaan Korea dan Indonesia sebenarnya ga jauh beda, tetapi ada beberapa hal yang lumayan bagus untuk ditiru sama bangsa kita. Budaya antrinya itu bagus, ga perlu diatur-atur lagi, setiap orang udah punya kesadaran masing-masing, ga perlu diteriakin pake toa supaya pada ngantri.

Saat turun/naik tangga dengan menggunakan eskalator, jangan pernah berdiri di sisi sebelah kiri, karena sisi kiri adalah lajur untuk mendahului. Kalau nggak mau kena semprot orang, berdirilah di sisi kanan. Dulu pernah liat ada orang kena marah gara-gara menghalangi jalan saat berdiri di sisi sebelah kiri.

Lepas alas kaki saat memasuki rumah atau kamar. Sama aja kayak di Indonesia. Aku pernah ditegur gara-gara pengen liat kamar mandi di dalam kamar hostel masih dalam keadaan memakai sepatu waktu di Gyeongju sama si owner.

Budayakan hidup antri. Saat akan memasuki kereta bawah tanah/subway, naik bus, di loket tempat wisata, orang sana selalu berbaris dengan rapi tanpa harus diatur. Disiplin sudah jadi kebiasaan mereka. Mereka bikin satu atau dua barisan ke belakang, rapi deh kayak semut.

Pemisahan sampah. Di sana tempat sampah dibagi menjadi dua, yang datu untuk jenis sampah pelastik atau yang nggak bisa di daur ulang, dan satunya lagi sampah yang bisa di daur ulang.

Korean culture drink. Saat diundang untuk makan atau minum bersama oleh orang yang lebih dihormati (kayak bos atau orang yang lebih tua), saat dituangkan minuman, gunakan kedua tangan kita untuk memegang gelas, kemudian menolehlah ke arah sebelah kanan atau kiri saat akan meminumnya sambil memegang gelas dengan kedua tangan, jangan langsung minum di hadapan orang tersebut. Jiahhh tau ajaaaa hehe..

Setiap orang tidak boleh memiliki lebih dari 3 ponsel (atau 2, aku lupa). Ada peraturan tersendiri tentang kepemilikan telepon selular, seperti usia misalnya. Setiap percakapan atau sms melalui ponsel terekam/tercatat oleh operator (atau negaranya?). Ini kata mbak vina dan mas emil, dulu pernah juga baca di mbah google.

Makanan di restoran korea selalu disajikan dalam keadaan segar. Untuk menu tertentu, biasanya di depan meja kita disediakan kompor atau bara supaya makanannya bisa dimasak sendiri atau dihangatkan oleh pelanggan. Saat memesan korean beef barbeque, daging disajikan dalam keadaan mentah dengan tujuan untuk melihat kesegaran dari warna dan tekstur si daging tersebut. Sayuran juga pastinya dipilih sayuran segar.

Di restoran korea kita ga perlu pesan minuman atau air putih. Karena air putih disajikan gratis dan boleh nambah sepuasnya. Lumayan bisa sekalian menghemat biaya pengeluaran.

Ada yang mo nambahin?

13 thoughts on “Kebiasaan di Korea”

  1. aku paling seneng dengan kebiasaan mereka ketika memberi hormat dan duduk lesehan sebagai bagian dari budaya *bukannya karena ga mampu beli kursi* xixixi

  2. rembulanku said: aku paling seneng dengan kebiasaan mereka ketika memberi hormat dan duduk lesehan sebagai bagian dari budaya *bukannya karena ga mampu beli kursi* xixixi

    Memberi hormat dengan cara membungkukan badan. Kadang suka refleks kalo menyapa ato ngomong annyeonghaseyo suka pake kayak gitu hehe..#efek kebanyakan nonton drama koreakalo lagi makan sambil duduk lesehan di restoran suka inget kayak waktu lagi makan lesehan di jogja, serasa di kampung sendiri. Mirip kan kebudayaan korea sama Jawa.

  3. bawangijo said: Mirip kan kebudayaan korea sama Jawa.

    tuuh kan…makanya orang sini banyak yang dipanggil pak (박) sama kang (강) …….itukan panggilan jawa

  4. gambarpacul said: tuuh kan…makanya orang sini banyak yang dipanggil pak (박) sama kang (강) …….itukan panggilan jawa

    Kayak 박 에밀 Pak Emil yak wakakakak..Tapi ga koq ada yang dipanggil mas

Leave a reply to bawangijo Cancel reply