Traveling

Serunya Solo Traveling ke Negeri Ginseng Bersama Garuda Indonesia

Beberapa hari yang lalu saya membaca retweet @IndonesiaGaruda tentang kesempatan untuk mengikuti tur dunia Mesakke Bangsaku #bersamagaruda di twitter. Tanpa pikir panjang saya pun langsung mencari tahu dan membaca langkah-langkahnya. Kayaknya seru nih..

Berbekal hobi menghayal karena terlalu banyak menonton drama korea di televisi, sedikit kemampuan bahasa korea dan tabungan yang pas-pasan, pada bulan Mei tahun 2012 akhirnya saya memutuskan untuk menghabiskan tabungan saya untuk berpetualang di negeri ginseng seorang diri selama 10 hari 9 malam. Hanya dengan 4 hari cuti saya bisa mendapatkan liburan 10 hari karena bertepatan dengan libur hari raya Waisak, libur cuti bersama dan libur akhir pekan. Dan untuk melengkapi perjalanan impian saya, saya hanya ingin ditemani dengan menggunakan maskapai kebanggaan Indonesia yaitu Garuda Indonesia.

Saya membeli tiket pesawat Garuda Indonesia pergi pulang jurusan Jakarta – Incheon melalui travel agent pada saat berlangsung pameran travel di Jakarta. Sejak dulu saya berjanji kepada diri saya sendiri bahwa negara pertama yang harus saya kunjungi adalah Korea Selatan dan penerbangan yang harus saya gunakan adalah Garuda Indonesia, titik!!! Walaupun Korea Selatan akhirnya menjadi negara kedua yang saya kunjungi saat itu. Ketika saya akhirnya mendapatkan pekerjaan tetap dan diperbolehkan mengambil cuti tahunan, saya akhirnya dapat mewujudkan mimpi saya yang terpendam selama bertahun-tahun. Yeay Korea, i’m coming!

Saya berangkat ke bandara Soekarno-Hatta dengan ditemani oleh ibu dan kakak saya. Perasaan senang, gugup dan takut bercampur menjadi satu. Ini adalah kali pertama saya bepergian ke luar negeri seorang diri. Asli saya benar-benar takut. Banyak pikiran aneh berkecamuk di kepala saya. Haduh, gimana kalo nanti saya hilang di Korea, gimana kalo nanti saya diculik, gimana kalo nanti saya kehabisan uang dan ga bisa pulang, siapa yang bisa dipinjemin uang?.

Saya memang bepergian seorang diri, namun di tengah jalan ternyata banyak orang yang bisa kita jumpai dan diajak menjadi teman jalan. Saat menunggu di ruang tunggu bandara di terminal 2 misalnya, saya berkenalan dengan seorang cewek asal Manado yang juga berangkat ke Korea seorang diri dan kami pun jalan bareng sampai di bandara Incheon. Kami berangkat ke Incheon dengan menggunakan pesawat jenis Airbus dengan nomor penerbangan GA 878 rute CGK-ICN. Pesawat yang saya tumpangi boarding pukul 23.20 WIB dan tiba di Incheon International Airport pukul 8.30 waktu setempat.

image

Setelah tiba di Bandara Incheon, saya masih jalan bersama dengan teman baru saya. Kami sempat berfoto dan melihat-lihat bandara Incheon sebelum akhirnya berpisah. Dari Bandara Incheon saya naik Airport Limousine Bus Nomor 6011 dengan pemberhentian halte Sungkyunkwan University. Saya sempat tersesat ketika turun dari bus dan mencari hostel tempat saya tinggal. Setiap orang korea yang saya temui di jalan berjalan kaki dengan sangat cepat, sepertinya sulit sekali untuk bertanya dengan mereka. Saya harus menarik satu orang untuk dapat bertanya di mana jalan tempat hostel saya berada.

Di Seoul saya tinggal di hostel di daerah Jongno-gu dan berkenalan dengan tamu lain yang berasal dari berbagai kewarganegaraan. Selama di Seoul kami mengunjungi istana Gyeongbok (Gyeongbokgung), Bukchon Hanok Village, Insadong, cheonggyecheon Stream, Itaewon, Dongdaemun, Seoul N Tower, Trick Eye Museum, hiking di Bukhansan (san : gunung) dan mengunjungi Everland yang terletak di Yongin, 2 jam dari Seoul.

image

image

image

image

image

image

Saya pun tidak mau rugi, selama di Seoul saya juga menyempatkan diri untuk kopi darat dengan sesama blogger asal Indonesia yang sedang bekerja dan menetap di Seoul yang sudah saya kenal selama beberapa tahun. Saya menginap di rumah salah satu blogger (Mbak Vina) selama 1 malam.

image

Setelah berada di Seoul selama 6 hari, akhirnya saya memberanikan diri untuk mengunjungi kota lain di Korea. Saya memilih untuk melanjutkan perjalanan ke Gyeongju karena saya penasaran dengan situs-situs bersejarah peninggalan kerajaan Silla yang pernah saya ketahui ketika menonton drama korea di televisi (The Great Queen of Seondeok). Kali ini saya benar-benar jalan sendiri. Saya berangkat menuju Gyeongju dengan spontan tanpa persiapan dan tanpa booking penginapan sebelumnya. Dari hostel saya berangkat menuju Seoul Terminal Station dengan menggunakan Seoul Metro (kereta). Sesampainya di terminal saya bertanya kepada orang yang lewat di mana loket untuk membeli tiket bus ke Gyeongju. Saya membeli tiket bus deluxe seharga 29.500 won dengan komposisi kursi perbaris 2-1. Seharusnya saya bisa membeli tiket yang lebih murah tapi saya tidak tahu. Yasudahlah dapripada ga ke mana-mana..

Sepanjang jalan dari Seoul menuju Gyeongju, bus yang saya tumpangi melewati jalan bebas hambatan dengan pemandangan perbukitan dan pegunungan yang indah di sisi kanan-kiri jalan. Bus kami melewati banyak terowongan panjang melalui perbukitan dan pegunungan. Kalau di pulau jawa kita berjalan mengelilingi pegunungan, di Korea kita melewati banyak terowongan sehingga jarak tempuh pun dapat dipangkas. Di bus saya berkenalan dengan turis asing yang ternyata berasal dari Jerman yang juga bepergian seorang diri. Saya menanyakan hostel tempat dia menginap dan menawarkan diri untuk jalan bareng. Malam harinya saya juga berkenalan dengan 3 orang asing yang juga merupakan tamu hostel yang berasal dari Jerman, Belanda dan Inggris. Keesokan harinya saya berkeliling Gyeongju seorang diri dengan menggunakan sepeda yang saya sewa dari depan hostel. Untuk menyewa sepeda kita hanya harus menunjukan paspor dan membayar biaya sewa. Lagi-lagi saya sempat tersesat saat bersepeda mengelilingi kota Gyeongju, sulit sekali bagi saya untuk mengingat jalan, di kota sendiri pun saya sering tersesat.

Gyeongju adalah sebuah kota yang terletak di Provinsi Gyeongsangbuk-do yang dapat ditempuh dengan menggunakan bus selama 4,5 jam dari Seoul. Selain menggunakan bus kita juga dapat mencapai kota ini dengan menggunakan kereta. Gyeongju dinobatkan sebagai salah satu UNESCO World Heritage karena di sini merupakan lokasi berdirinya pusat kebudayaan kerajaan Silla yang berdiri hampir selama 1000 tahun antara tahun 57 SM sampai tahun 935 M. Banyak terdapat situs peninggalan bersejarah yang dapat kita jumpai di Gyeongju seperti Anapji Pond, Seokgurram Grotto, Bulguksa Temple, Oreung, Cheomseongdae (observatorium), Geumgwanchong Tomb (kuburan raja Shilla) dan masih banyak lagi. Gyeongju dikenal sebagai Museum without wall karena hampir seluruh wilayah Gyeongju merupakan wilayah bersejarah. Tiket masuk objek wisata di kota ini terbilang cukup murah, untuk masuk ke kompleks Cheomsongdae misalnya, kita hanya dikenakan tiket masuk seharga 500 won atau sebesar 5000 rupiah. Saya sempat diteriaki oleh bapak penjaga loket karena masuk begitu saja saat ingin melihat Cheomsongdae dari dekat, saya tidak melihat loket penjualan tiket karena terlalu excited haha.

image

image

image

image

image

Gyeongju adalah kota terakhir yang saya kunjungi di Korea Selatan. Akhirnya tiba saatnya bagi saya untuk mengakhiri perjalanan saya di Korea dan kembali ke rutinitas harian saya di Jakarta. Lagi-lagi saya datang terlalu cepat ke Bandara Internasional Incheon. Setelah check in dan melakukan pemeriksaan keimigrasian, saya langsung menuju ruang tunggu keberangkatan.

image

image

image

image

Saat sedang menunggu pesawat yang akan membawa saya pulang ke Indonesia, timbulah ke-norak-an saya. Saya melihat para kru pesawat datang dan duduk ruang tunggu di kursi sebelah dan di depan saya sambil menunggu giliran masuk ke pesawat. Tanpa pikir panjang saya pun langsung meminta tolong mas pramugara yang duduk di depan saya untuk mengambil foto saya bersama dengan mbak pramugari Garuda Indonesia Korea yang sedang duduk di samping saya, sebenarnya saya malu minta berfoto bareng tapi kalo ga sekarang kapan lagi bisa berfoto dengan mereka haha. Dengan pedenya saya menanyakan, “사진 같이 찍어도 돼요?” (Bolehkah saya berfoto dengan Anda?). Setelah berfoto kami sempat merbincang dengan menggunakan bahasa korea dengan mereka sampai tiba waktunya bagi mereka masuk ke dalam pesawat.

image

Saat di dalam pesawat, 2 jam sebelum mendarat di Jakarta kami mendapatkan fasilitas layanan Immigration on Board oleh 2 orang petugas imigrasi. Saya duduk di kursi dekat jendela sebaris dengan penumpang berkewarganegaraan Korea. Saat sedang pemeriksaan keimigrasian, penumpang di sebelah saya sedang tertidur lelap dan mas petugas imigrasi sepertinya tidak tega untuk membangunkan penumpang di sebelah saya. Saya pun langsung membangunkan penumpang tersebut dengan menggunakan bahasa korea. Beberapa saat kemudian saat saya sedang tertidur lelap tiba-tiba saya dibangunkan oleh mas petugas imigrasi yang memeriksa paspor saya beberapa waktu yang lalu dan menanyakan kepada saya apakah penumpang di sebelah saya adalah keluarga saya, saya hanya bingung dan menjawab tidak, haha.

Ini adalah pengalaman saya terbang ke luar negeri dengan Garuda Indonesia. Saya memilih Garuda Indonesia karena ada suatu rasa kebanggaan dan kesenangan tersendiri saat terbang bersama dengan Garuda Indonesia. Untuk rute Jakarta – Incheon, kita tidak perlu transit sehingga negara yang dituju dapat langsung ditempuh dalam waktu yang lebih cepat, selain itu kenyamanan yang kita dapatkan selama dalam perjalanan seperti inflight entertainment dengan pilihan program yang lengkap, inflight meal yang lezat, pelayanan dan keramahan yang diberikan oleh awak kabin, serta adanya fasilitas Immigration on Board dari Incheon ke Jakarta. Immigration on Board adalah fasilitas pemeriksaan keimigrasian yang dilaksanakan dalam penerbangan internasional yang sedang menuju ke salah satu bandara di Indonesia.

image

Sepulangnya dari solo trip saya ke Korea, saya kembali menyisihkan pendapatan saya dan uang sisa trip saya ke Korea untuk membeli tiket pesawat Garuda Indonesia untuk perjalanan selanjutnya ke Negara yang sama di musim gugur di tahun yang sama. Saya mendapatkan tiket Garuda Indonesia Early Bird seharga 507.5 USD. Kali ini saya melakukan perjalanan bersama dengan kakak saya.

Waktu pertama kali saya baca retweet @IndonesiaGaruda tentang lomba menulis blog pengalaman terbang bersama Garuda Indonesia ini disebutkan nama Pandji. Saya langsung penasaran, siapa sih Pandji?? Satu-satunya orang yang bernama Pandji yang saya kenal di dunia cuma Pandji yang penyiar radio yang juga pembawa acara ‘Kena deh’, memang ada yah Pandji yang lain yah? Saya langsung browsing dan cari tau Pandji Pragiwaksono. Oalah, ternyata memang Pandji yang sama, yang sering tampil di Stand Up Commedy di TV, yang nulis buku How I Sold 1000 CD’s in 30 Days, Nasional.is.me, Merdeka Dalam Bercanda.

Jujur saya belum pernah nonton Standup Commedy-nya Pandji secara live, kalau di televisi sih sering nonton.. #ditoyor Pandji 😀
Lagi-lagi karena penasaran saya coba tonton show MBJKT dan teasernya di Youtube dan entah kenapa tiba-tiba saya merinding mendengar celotehannya, koq bisa dia bikin penonton dihadapannya menyimak dengan seksama sampai tertegun, terdiam, tertawa dan bertepuk tangan dengan riuh? Setelah menonton lama-lama saya jadi ikut-ikutan melongo, terhipnotis dan ikutan tertawa. Ya ampun ternyata acaranya seru, baru liat di youtube aja saya sudah kayak gini gimana kalo saya ikut tur dunia Mesakke Bangsaku bersama Garuda Indonesia dan Pandji ke Eropa, pasti saya lebih lebih lebih terharu dan merinding lagi menyaksikan pertunjukan Mesakke Bangsaku secara langsung.

Advertisement

22 thoughts on “Serunya Solo Traveling ke Negeri Ginseng Bersama Garuda Indonesia”

  1. Bijoooo potonya apik..apik. iiih kalau liat foto2 begituan jadi pengen jalan2 hiks 😦
    smoga menang bijoo… sayang eike belum pernah naik garuda hehehe 🙂

    1. Amiiiin, makasih hehe..
      Kalo jalan-jalan sendiri malah lebih banyak foto pemandangan, foto diri sendirinya jarang malahan. Tapi kalo jalan rame-rame kebanyakan foto muka kita haha..
      Ayo nabung yang banyak buat jalan-jalan ke negara impian 🙂

  2. wuih… ceritanya…… nggak nyambung sama saya 😀
    belum pernah jalan-jalan jauh soalnya. tapi kalau soal panji udah lihat viedonya yang show 2 jam-an.

    salam jumpa lagi…. setelah pindahan dari mutiply

  3. permisi mbak saya mau tanya dari sungkyunwan balik ke bandara incheon pake apa ya ? bus or taxi terima kasih.

  4. mbak ngak garing gitu jalan sendiri? mau photo2 gimana gitu? soalnya bulan depan saya jadi jalan sendiri karna temen saya ngak lolos visanya…rada2 khawatir

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s