Traveling

Persiapan ke Iceland

iceland map
Iceland’s Map

Perjalanan saya ke Eropa tahun 2015 ini bisa dibilang perjalanan yang nekad karena saya baru aja kembali dari perjalanan yang menguras rekening ke Selandia Baru (dan Australia) selama 15 hari 9 bulan sebelumnya, itu masih baru ya haha. Kemudian setelah pulang dari New Zealand saya dikejar mimpi saya yang lainnya yaitu mengunjungi benua Eropa. Saya mikir sambil galau gitu, saya mau ke mana lagi tahun 2015, masak ke New Zealand lagi, kayak gak ada negara lain aja! Dunia itu luas, bro!

Kemudian setelah sukses membeli tiket pesawat ke Eropa saya mulai rajin buka twitter dan browsing tentang negara-negara cantik lainnya. Saya jatuh cinta pada pandangan pertama saat melihat twit penampakan aurora borealis dan pemandangan Iceland. Yupp, saya langsung kepikiran terus deh sama Iceland. Kemudian Iceland pun menjadi bucketlist saya di tahun 2015 ini.

Awalnya saya rada takut-takut gitu ngayal kepengen mengunjungi Iceland karena udah ciut duluan dengan biaya perjalanan yang katanya selangit. Boro-boro kepikiran road trip, bisa kebeli tiket pesawat ke Keflavik International Airport aja udah Alhamdulillah. Urusan biaya hidup di sana sih urusan belakangan.

Sebelumnya kan saya pernah bikin postingan nyari teman jalan mengejar aurora kan, kebanyakan yang komen nebak saya mau ke Norwegia atau Swedia. Hey, tebakan kalian salah, padahal kan saya mau ke Iceland hahaha *senyum kemenangan*

Ok, mari kita flashback..

Sebelum berangkat ke Iceland saya sempat nonton film tentang pembajakan pesawat, yang pendaratan daruratnya dilakukan di Keflavik International Airport. Saat itu saya yang udah pegang tiket ke Iceland girang bukan main karena bakalan menginjakkan kaki ke bandara yang sama dengan setting yang ada di film tersebut. Tapi jangan pake pendaratan darurat ya, amit-amit. Walaupun pada kenyataannya pesawat kami take off darurat di Schipol hihi.

Sebelum berangkat ke Iceland saya udah dikasih tau mbak Pinguin alias Wulan kalo ada film yang settingnya di Iceland yaitu The Secret Life of Walter Mitty. Saya pun penasaran dan beli dvdnya tapi sayang cuma bisa nonton sebentaran, sebelum Walter Mitty sampe ke Iceland dvdnya keburu soak, layarnya kresek-kresek, dvdnya nggak bisa diputar lagi dan semakin penasaranlah saya. Sampai akhirnya berangkat ke Iceland saya masih belum nonton film The Secret Life of Walter Mitty juga.

Soal biaya, ini yang bikin saya pusing 7 keliling. Saya kesel kelamaan nungguin visa schengen saya disetujui, jadi saya nggak berani narik duit yang ada di rekening buat ditukerin ke Euro. Kali aja jumlah saldo di rekeningnya dicek sama embassy. Saat apply visa nilai tukar euro masih 14.500 sampe 15 rebuan. Setelah visa saya keluar, nilai tukar rupiah terhadap euro melonjak jadi 16 rebu lebih. Saya rajin melototin website bank dan money changer mengamati pergerakan nilai tukar rupiah terhadap euro, sampe 1 hari sebelum berangkat euronya nggak turun-turun dong. Saya akhirnya nukerin dalam rentang 16.300an sampai 16.500. Kan lumayan dari 14.500 jadi 16.500, nyeseeeek!! Kalo transaksi pake kartu kredit, nilai tukar euro jadi 17.000 rupiah, daebak!!!

Lupakan sejenak soal biaya, mari kita focus dengan persiapan ke Iceland dari awal lagi. Setelah saya memegang tiket pesawat ke Iceland, langkah selanjutnya adalah booking hostel untuk 2 malam pertama di Reykjavik. Saat itu rencananya saya cuma berangkat berdua dengan Ika doang, jadi kami berdua langsung booking hostel dan bayar DP melalui website hostelworld.

Tiket sudah di tangan, hostel 2 malam udah dibooking, kemudian saya mulai bingung mikirin di Iceland itu mau ngapain aja selama semingu. Kalo cuma ngejogrog di Reykjavik kan sayang banget. Kepengen sewa mobil pun biayanya mahal banget. Mau ikut tour harian juga mahal gilak! Tahukah kamu kalo Iceland ini biayanya jauh jauh jauh lebih mahal daripada New Zealand. Yah kedua negara ini memang mahal, tapi Iceland menurut saya jauh lebih mahal. Bukan Bijo namanya kalo nggak bisa mensiasati biaya perjalanan ke negara mahal mwahahaha. *belagu*

wpid-mobile-30545-1437413092-10.jpg
100 dolar cuma buat setengah hari!?  (photo from google)

Terus saya mikir lagi dong, kira-kira siapa yang bisa diajak jalan bareng ke Iceland. Nyari teman jalan itu kan susah banget, apalagi ke negara yang letaknya nan jauh di sana. Orang-orang udah pada takut duluan sama harga tiketnya yang selangit. Saya inget pernah bales-balesan komen sama salah satu pembaca blog namanya Mbak N. Kemudian kami pun tuker-tukeran nomor telepon dan berkomunikasi melalui whatsapp. Heyy dia mau ke Yurop, akhirnya saya komporin dia buat gabung dengan saya ke Iceland dan terkumpulah 3 orang buat road trip di Iceland. Dari situ saya kepikiran buat nyari temen jalan melalui blog ini.

Nah saya kan rajin browsing dan baru tau kalo Iceland adalah negara yang harus dikunjungi oleh mereka yang belajar geologi. Sehari setelah bikin iklan saya baru inget kalo saya punya teman blogger geologist! Saya pernah bales-balesan komen sama Wulan di blog kalo dia kepengen banget ke Eropa atau ke Jerman atau ke Iceland atau ke Myanmar, saya lupa. Dia baru ngayal, saya dong udah pegang tiketnya hahaha *sombong*

Kemudian saya langsung menghubungi dia dan dia langsung bilang iya dan beli tiket etihad ke Amsterdam. Gilak, gercep! Gerak cepet! Akhirnya terkumpullah 4 orang cewek yang akan berangkat ke Iceland dan road trip kelilingin pulau sambil maju mundur cantik. Tapi tapi tiba-tiba si Mbak N batal bergabung dengan kami karena jadwalnya bentrok sama kerjaan. Minus lagi deh anggotanya tinggal 3 orang, tapi the show must go on. Ehh kemudian Wulan ngabarin kalo temannya kepengen ikutan juga ke Iceland, jadi lengkap lagi deh 4 orang yang berangkat ke Iceland. Duo G (geologist) dan duo SDmate (saya dan Ika temenan dari kelas 1 SD).

Komposisinya udah paling bener deh, 4 orang berangkat ke Iceland. 1 cowok yang bertugas jadi sopir dan dorong mobil kalo seandainya mobilnya mogok, dan 3 cewek yang bertugas jadi turis haha *dilempar asbak sama abang sopir*. Duo SDmate diwakili oleh saya, duo G diwakili oleh Wulan, Saya dan Wulan rajin whatsappan merencanakan perjalanan kami ke Iceland di akhir September dan awal Oktober lalu. Oh iya soal visa, kami ber-4 apply visa di kedutaan yang berbeda, saya dan Ika melalui kedutaan Denmark, duo G melalui kedutaan Belanda di Jakarta dan Kuala Lumpur. Saya duluan yang apply visa, Wulan nyusul 10 hari kemudian, tapi visa dia duluan yang diapprove.

Setelah kami ber-4 memiliki visa schengen, kemudian duo G baru membeli tiket pp ke Iceland. Berhubung tiket keberangkatan yang sama harganya lebih mahal, maka mereka memutuskan untuk berangkat sehari lebih cepat, dan pulang 2 hari lebih cepat. Jadi kami cuma ketemu untuk road trip selama 4 hari, dari yang sebelumnya direncanakan selama 6 hari. 4 hari itu nggak puaaaas jenderal, hehe.

Setelah dapet tanggal keberangkatan dan kepulangan yang fix, selanjutnya kami bingung mau sewa mobil jenis apa. Kondisi jalanan utama Iceland memang bagus, tapi kalo mau explore ke pelosok ke tempat yang sulit diakses harus menggunakan mobil 4WD. Untuk urusan mobil inilah yang paling lama diputuskan. Dari yang semula mau sewa mobil biasa (hatchback) karena paling murah, berubah pikiran ke mobil 4WD ekonomis, tiba-tiba berubah lagi pengen sewa campervan, dan berubah lagi jadi mobil 4WD besar. Kami baru sewa mobil 3 hari sebelum sebelum berangkat ke Eropa. Untuk urusan mobil saya serahkan kepada Wulan.

Sebelum berangkat ke Iceland kami ber-4 belum pernah bertemu dan bertatap muka secara langsung. Ketemunya saat  di Kuala Lumpur, sebelum berangkat ke Paris dan Amsterdam. Kami mengambil rute yang berbeda selama di Eropa Barat, yang sama cuma pesawat berangkat dari Kuala Lumpur sampai Abu Dhabi, dan pesawat pulang dari Roma sampai Jakarta. Awalnya saya dan Ika ketemuan dengan Wulan pada siang hari di KLIA2, tapi karena lost wi-fi maka baru bisa ketemu sore di KLIA. Kami ber-4 pertama kali ketemu di McD KLIA beberapa jam sebelum berangkat ke Abu Dhabi. 4 orang asing dipertemukan dalam sebuah misi, yaitu ekspedisi aurora haha.

20150922_161439
Gegoleran di bangku bandara. Kebosenan nunggu pesawat di KLIA2 & KLIA dari pagi sampe dini hari.
20150922_173550
Pertama kali kopdar sama Wulan di KLIA

DCIM100MEDIA

Jam 1 pagi di KLIA, sesaat sebelum boarding

DCIM100MEDIA
Gaya jempolan di KLIA

Mohon maaf kalo di postingan kali ini kebanyakan foto muka 😀

 

Advertisement

28 thoughts on “Persiapan ke Iceland”

  1. Ehh udah ya ternyata jalan2 ke Iceland nya hehe.. Udah lama nggak blogwalking. Aku suka tuh film Walter Mitty. Seruuu dan bikin ngayal tentang tempat-tempat indah di Iceland.

  2. Beruntung banget Bijo dapet travelmate ke Iceland.. dan commit banget yah belum pernah kopdar sebelum pergi tapi pada serius pergi. Aku pengen nawarin Bijo someday explore China bareng, rute impianku baru dari Beijing, Xi an trus Zhangjiaje. Sama trip lainnya aku info via email yah. Tapi jdwlku baru kosong Juli 2016. Maklum harus bernapas dulu dari trip sebelumnya :-D. Kabarin aku juga yah Bijo klo punya trip impian, sapatau sikon pas. Amin

    1. Iya untungnya mereka pada serius mau berangkat, malah mereka lebih excited sampe browsing lebih lengkap ttg iceland. Boleh boleh, kapan-kapan jalan bareng ke tempat nan jauh di sana, kabarin aja yahh kali aja aku minat dan cutinya cocok..

  3. Pertama kali kopdar langsung gegoleran bareng gitu ya hmmmm.
    Waaah aku udah nonton Secret Life of Wilter Mitty dan itu bagus lho mbaaaak. Gak sabar nunggu cerita di sana niih. \:D/

  4. Mbak….saran ajaa yaa…
    Lengkapin biaya nya mbak biar bisa jd referensi…mbak keren banget…iceland tu bucket list gw…tp blm kesampaian.

    Heri (bkn heboh sndr ya :p)

  5. Mbak, dgn visa schengen dr kedutaan belanda bs ya masuk iceland? Kmrn apakah tiketnya lgs ke iceland dr indo?

Leave a Reply to omnduut Cancel reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s