
Saya barusan kelar nonton Amazing Race Season 27 ep 6 di AXN yang settingnya di Paris sambil makan malem, kemudian saya bilang ke ibu kalo saya udah pernah ke lokasi syuting Amazing Race ini, “Ibu, aku udah pernah ke sini!!” *no to the rak *yowesben 😀
Dari sini saya jadi kepengen cerita pengalaman perjalanan saya di Paris yang sama sekali tanpa persiapan kecuali nyari kontrakan. Sebagai seorang traveler pemalas sudah sewajarnya saya mencari kambing hitam alasan apa yang menyebabkan saya menjadi malas. Jadi begini ceritanya, sebelum berangkat ke Eropa saya disibukkan dengan kerjaan kantor dan saya harus ke luar kota selama hampir seminggu. Kemudian setelah kembali ke kantor saya masih harus menyelesaikan urusan administrasi kantor sambil berkejaran dengan cuti yang semakin mendekat. Setiap hari kepala saya migren selama seminggu sampe 2 minggu, boro-boro mau bikin itinerary dan mencari tau ‘how to get there from here’, saya udah gak ada energi, lelah dan gak mood buat bikin itinerary.
Hari pertama di Paris kami disambut dengan drama paspor ditahan abang imigrasi Perancis gara-gara Ika nggak ngejelasin maksud kedatangan dengan lugas sehingga paspornya ditahan di pemeriksaan pertama (kami melewati 2 pemeriksaan paspor). Saya sebagai seorang teman yang setia kawan harus turun tangan membantu teman saya yang paspornya ditahan dan berusaha untuk menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan kami ke Paris sambil menunjukan bukti pembelian tiket pesawat, bookingan akomodasi yang sudah dibayar lunas dan visa schengen yang tertera di halaman paspor. Setelah ngomong sampe berbusa akhirnya mereka memberikan paspornya Ika. Kemudian kami berjalan menjauhi kedua abang imigrasi tersebut dan kami langsung ketawa ngakak gara-gara kejadian ini. Ya lagi siapa suruh pindah antrian gara-gara abang yang satunya lebih manis hahaha.
Drama nyasar ke-2 adalah saat mencari cara ‘how to get to kontrakan from airport’. Sesampainya di bandara CDG saya sibuk mencari wi-fi dan berkomunikasi melalui whatsapp dengan pemilik kontrakan kami untuk janjian ketemuan di halte di dekat rumahnya. Selain itu saya sibuk update status di media social untuk memberitahukan posisi kami di mana, penting ituh!! Saya juga nanyain si Muse gimana cara keluar dari bandara ke kota, nanya ini, nanya itu, untungnya pesan saya dibales Muse, tengkyu bro!
Namun karena salah perhitungan waktu tempuh kami akhirnya ngaret dan baru tiba 2 jam kemudian, untungnya belom pake acara nyasar. Eh pake nyasar dink, tapi cuma sedikit. Setelah sampe di halte yang diberitahukan pemilik kontrakan, kami langsung berjalan ke gang di sebelah kiri jalan, saat itu suasananya sunyi, sepi dan gelap karena udah jam 9 malem. Sambil geret koper dan gendong ransel, kami berjalan ke sana ke mari tanpa arah.
Feeling kami mengatakan kalo kami nyasar, sehingga kami memutuskan untuk kembali ke jalan yang lurus dan benar posisi semula, kemudian ambil arah di sebelah kanan. Saat berjalan ke gang yang di sebelah kanan ini kami papasan dengan seorang pemuda ganteng bermata biru yang sepertinya masih berondong, dia menanyakan nama kami, “Ika yah?” Saya langsung menjawab dengan tegas dan berlari ke pelukannya, padahal itu kan bukan nama saya, “Iya iya, saya Ika, kok kamu tau sih?!”
“Ke mana aja kalian, di whatsapp nggak dibales-bales, kirain kalian nyasar entah ke mana! Gue kan cemas!” Kata si pemilik kontrakan ganteng.

Saya terharu ternyata ada orang yang mengkhawatirkan kami di Paris, maklum kan udah lama nggak ada yang merhatiin, huahahaha. Kami berdua berjalan mengikuti si pemilik kontrakan sambil menjelaskan kronologi kenapa kami bisa sampai terlambat, berasa ketemu temen lama! Kayaknya saya tersepona dengan pemilik kontrakan ini. Kalo Ika tersepona sama pemilik kontrakan di Denhaag. Sebelum berangkat ke Eropa, saya sengaja nyari rumah yang pemiliknya cowok dan keliatannya masih single, berondong pulak. Ahh saya suka airbnb! Kemudian mari kita beralih ke drama ke-3 *dijitak
Drama ke-3 adalah keesokan harinya. Hari itu bertepatan dengan hari raya Idul Adha, sebetulnya saya nggak sengaja berangkat ke Eropa pas lebaran haji. Waktu beli tiket saya asal pilih tanggal keberangkatan yang penting ada tanggal merahnya tanpa melihat keterangan di bawah angka di kalender. Niatnya di hari itu kami pengen sholat Ied, tapi kan gak tau nyari mesjid di mana, gak nyari tau di internet juga sih, kan kami traveler pemalas hehe.
Pagi itu saya masih jetlag dan kena maag gara-gara nggak makan dalam perjalanan dari Kuala Lumpur ke Abu Dhabi dan dari Abu Dhabi ke Paris, gara-gara… ada deh! Maag saya kambuh sekambuh-kambuhnya, dan kepala saya juga migrain jadi kami beredar agak siangan dikit. Rencananya kami mau ke KBRI, cuma mau liat-liat tembok luarnya doang sih, tapi karena kami browsing nggak lengkap dan gak screen capture peta di google map maka kami tersesat sodara-sodara. Kami sebetulnya nggak nyasar di situ aja, buanyak, hampir tiap hari selama di Paris kami tersesat. Gpp deh nyasar yang penting judulnya di Paris, Lost in Paris, keren aja gitu.
Kami buta arah dan fakir wi-fi selama di Eropa, kami cuma bisa internetan di bandara dan di kontrakan, bodohnya lagi, pas di kontrakan kami bukannya sibuk bikin itinerary detail, kami malah sibuk foto-foto suasana di kontrakan dan apdet status di medsos, penting itu!
Kami udah beli mobilis tiket sehingga kami bisa kelayapan sebebas-bebasnya dengan menggunakan angkot di Paris tanpa mikirin nyari duit receh buat bayar ongkos angkot. Udahlah punya tiket angkot terusan, tetep aja kami nyasar. Kalo udah capek nyasar kami naik bus sembarangan tanpa tujuan dan tanpa arah, kemudian kami turun di mana aja suka-suka selama masih masuk zona 1-4, lumayan buat ngangetin badan di musim gugur yang dingin.
Oh iya, kami berdua nggak punya hp canggih, satu-satunya hp yang bisa dipake buat internetan cuma hp saya yang sering hang yang udah gak bisa diinstall aplikasi traveling saking penuhnya memori. HPnya Ika, jangan ditanya lagi, dia pake hp yang cuma bisa dipake buat teleponan dan smsan doang. Kami sengaja nggak beli hape baru demi beli tiket ke Islandia. Ika bawa Tab, tapi ribet pakenya karena kegedean.
Setelah KBRI tujuan kami selanjutnya adalah menara BTS yang terkenal di penjuru dunia yaitu menara Eiffel!! Entah apa yang menjadikan menara ini istimewa sehingga semua orang berbondong-bondong mendatangi menara bts ini. “Lha lo sendiri kenapa dateng ke sini?”
Kami naik bus dari lokasi yang kami kira dekat dengan KBRI, kemudian setelah turun dari bus lagi-lagi kami tersesat. Kami jalan kaki sambil menengadahkan kepala ke atas berharap bisa melihat puncak menara Eiffel. Tapi yang ada kepala kami pegel karena nggak nemuin seonggok puncak menara BTS yang kami cari karena bangunan di sekitar kami tinggi-tinggi. Karena udah lelah berjalan kaki kami pun melipir ke toko souvenir dan cuci mata. Setelah melewati beberapa toko akhirnya saya bisa melihat puncak menara Eiffel di kejauhan. Sambil liatin puncak menara saya sambil senyum-senyum sendiri kemudian bergegas mengambil kamera saya untuk melihat penampakan pertama puncak menara yang termahsyur di pelosok perancis. Astagah, eiffel!! Mimpi apa saya bisa nyasar ke Eiffel!! Masih nggak percaya. Yeah it’s just a tower, but it’s still eiffel, daebak!! Duduk santai sambil liatin eiffel ini menyenangkan

Hari itu kami sudah berjalan berkilo-kilo meter sampe pinggang saya mau copot. Setelah sampe di bawah menara iffel kami duduk-duduk malas di kursi di taman di dekat menara sambil mengamati 3 orang berpakaian militer mondar-mandir di depan kami sambil memegang senjata laras panjang. Saya udah terbiasa liat pemandangan ini dari di bandara CDG jadi cuek aja. Paling tidak saya merasa aman selama ada mereka. Kami leyeh-leyeh di kursi taman ini lama buanget. Abisan suasananya enak sih, adem, sejuk, dan pemandangannya juga indah, yang ngeganggu itu cuma satu, berasa ada bau-bauan yang nggak enak gitu, kayak ada bau kotoran anjing tapi nggak tau di sebelah mana *tutup idung
Saya senang akhirnya bisa menginjakan kaki di benua Eropa, dengan teman sedari SD pulak. Buat sampe ke sini tuh prosesnya panjang banget. Kata orang ke Paris itu lebih enak sama pasangan, nggak tau ya, menurut saya sama teman-teman juga asik kok. Sementara saya dan Ika di Paris, Wulan dan Rizfan sedang menikmati perjalanan mereka di Amsterdam, mungkin sore itu mereka sedang berada di Volendam. Kami bales-balesan pesan melalui status di Path, ceritanya pamer sama temen-temen kantor hahaha.
Drama nyasar ke-4 nanti aja ya ceritanya 😀

Kontrakannya kelihatan cukup nyaman. Engga ke puncaknya Eiffel, mba?
Nyaman banget, fasilitas di dalemnya lengkap dan anget.
Gak ke atas eiffel, di kolong aja udah hepi 😂
Wah syukurlah. Apalagi ada WiFi yah. Benaran jadi fakir WiFi. Wakaka.. Tempo hari teman bilang kalau mau naik kudu bayar berapa euro gitu. Karena berhemat akhirnya naik tangganya sampai cape. Katanya di puncak lebih bagus. Haha
Gempor dong naik tangga, yang penting sampe ya hehe
Iya katanya kaki berasa kebas, hahaha.. Tapi worth it dengan pemandangan yang indah (katanya)
Gak ada selfie sama Mas mata biru?
Yah itu dia, kirain besokannya bisa ketemu lg gak taunya rumahnya dia jauh dan gak dia gak balik ke kontrakan lg 😢
Je suis désolé
Artinya? 😒
I am sorry (to hear that)
Oh, akurapopo 😂
Jo punya fesbuk ora?
Yo nduwe, tak kasih via email gelem ora?
Gelem
udah aku add fesbuknya, cekibrot bro 😀
Hmmmm….
Nungguin becak atau nungguin adegan nyasar (lagi)…? 😁
Nungguin ada yang jemput 😂
Bijo kamu hebat deh, walaupun nyasar2 yg penting happy dan seru ya ;-). duh untungnya urusan di imigrasi lancar ya
Itu seninya jalan2 hehe. Bahkan di roma sampe jam setengah 2 pagi nyasar, eh keluyuran nyari hotel 😂
hah?masa sih? ya ampun itu gK takut ya malam2 gitu? hebat salut buat Bijo kalo saya pasti udah gak berani, hehe
Jam 12an masih keluyuran di stasiun tiburtina nungguin bis, sambil liatin petugas ngunciin stasiun. Kan plan A kita gagal, beralih ke plan B dan sukses kelayapan sampe pagi 😂
hastaga,,,di tiburtina pula, biasanya banyak orang mabok berkeliaran, tp kalo gak gitu gak seru ya Bijo. kemaren nginep dimana pas di Roma?
Emang, pas turun dari kereta langsung dicegat pak tua dan dimintain duit 1 euro haha
Nginep di hotel baltic (kalo gak salah namanya) sama hostel dkt termini
ooow daerah termini ya, lumayan disitu banyak restoran halalnya jadi cari makan gak susah. ya ampun siapa itu pak tua yg malakin kamu? orang mabok kali ya
saya pernah tersesat jg di Jerman, gara2 salah baca peta. akhirnya nanya ke orang.
Bijo, dapet airbnb di paris yg berapa per malam harganya? strategis ga tempatnya? aku masih nyari2 nih buat akhir maret 😦
Aku dapet murah ni ada linknya
https://www.airbnb.com/rooms/6414363?s=FXGESNNA
apapun klo ada embel2 “Paris” pasti terdengar keren ya
lost in paris
love in paris
:v
Iya iya, asal jangan dipalak di Paris 😀
Mas kontrakan koq nga di foto sich, hikss sedih.. beneran kelihatan adem bangat yach suasananya, dan benar-benar berasa aura romantis ceilehhh..
romantis kalo ke paris berdua pasangan 😂
lost in paris, wkwkw
lost in translation juga 😆
Hmmmmm oke aku juga mau ke sana ah mbak, terus update di sosmed. \:p/ *ngomongnya enak bener ya*
Wah anjir ini mah kebanyakan nyasarnya ya mbak. Untung beerdua lho, jadi bisa hepi-hepi. Kalo sendiri aku mah stres kali mbak. Hehehe,
Iyak untung ada temennya, jadi bisa buat temen ketawa walo lagi kesasar 😀
Wkwkwk itu temenmu si Eka kok apaan banget mbak -_- pindah antrian gara abang-abangnya lebih manis wkwkw -_- wkkwwkwk ditahan deh itu paspor :p wkwkw 😀
Kamu tersesat di paris ya mbak -_- elit, aku mah apa, tersesat nyari pantai di Jogja wkwkwk :p
Kocak dia, kagak boleh liat cowok manis dikit langsung disamperin hahaha..
Iya dong, kita mah maennya di Paris biar nyasar jugak *disambit eiffel
Wkwkwkk kalau liat aku mungkin bakal dinikahin mbak aku *INI PEDE GILAK wkwkwk
wkwkwk Kereen deh :3
Pertama kali ke Paris, saya pun juga nyasar.. apalagi pas nyari hotel -_-
coba perginya sama saya, kan bisa nyasar bareng mwahahaha