Traveling

Dicolek Orang Asing di Terminal Bus di Tehran

20161118_235447
Terminal Bus Beyhaghi

Suatu malam di terminal bus Beyhaghi Tehran, tiba-tiba saya dicolek orang asing nggak dikenal saat sedang tidur di mesjid di terminal. Saat itu sekitar pukul 10 malam, saya sedang menunggu bus malam yang akan membawa saya ke Isfahan pada pukul 12 malam. Sambil men-charge baterai ponsel dan kamera, saya tiduran di karpet mesjid dari jam 8 malam sekedar untuk meluruskan badan setelah seharian penuh  kelayapan di Tehran sambil gambol ransel.

Lelah, hanya itu yang saya rasakan saat itu. Saya hanya ingin meluapkan rasa lelah dengan rebahan dan memejamkan mata sejenak, namun karena takut ketinggalan bus saya menahan kantuk dan cuma tidur-tiduran.  Saat sedang tiduran tiba-tiba saya dicolek. Dalam hati saya berkata, “Siapa sih yang berani colek-colek saya malam-malam begini!”

Begitu saya membalikan badan, saya melihat sekitar 4 orang mbak-mbak Iran yang sangat cantik yang sedang ngobrol seru sekali sampe bikin suasana ramai. Mereka mencolek saya dan menanyakan sesuatu dalam bahasa farsi. Saya hanya mengatakan, 

“ ببخشید من فارسی بلد نیستم امگلیس بلدی؟”

“نه” Salah seorang cewek menjawab demikian. Kemudian mereka kembali berbicara dengan sesama mereka dalam bahasa farsi. Salah seorang dari mereka menghampiri saya dan bilang, “I can speak English a little.”

Syukurlah, lega kalau bertemu orang yang bisa berbahasa inggris di Iran, paling tidak kami bisa berkomunikasi dengan mudah tanpa harus menggerakan anggota tubuh untuk mengisyaratkan sesuatu atau geleng-geleng kepala. Mereka berbicara dalam bahasa farsi, kemudian diterjemahkan oleh salah satu orang yang bisa berbahasa inggris .

“Dari mana, cina, jepang?” Mereka menanyakan saya dari mana. Kemudian saya menjawab dari Indonesia. Kami pun berkenalan singkat saat itu juga. Mereka menanyakan nama, sudah menikah atau belum, kerja atau kuliah, berapa lama di Iran dan masih banyak lagi. Saya berkenalan dengan Sarah, Saideh, Fatimeh dan lupa lagi yang satu namanya siapa. Mereka adalah sekelompok pelatih bola voli yang sedang menghadiri pertemuan di Tehran. Setelah perkenalan singkat, mereka menginterview saya.

“سلام”

”  .سلام من بیظا ام. خوشبختم”

Khosbakhtam. Kamu mau ke mana?” Tanya Sarah.

“Ke Isfahan”

“Dengan siapa?” Masih kepo.

“Sendiri”

“Mau ngapain? Apakah punya kenalan di sana?” Teman-temannya ikutan kepo dan menyuruh Sarah untuk menterjemahkan mereka.

“Iya, saya punya teman di sana”

“Namanya siapa?”

“Ali” Kemudian mereka rame lagi membicarakan si Ali ini sambil tertawa. Uuuh mereka membicarakan saya di depan saya dengan bahasa mereka, pada ngomong apa sih saya kan nggak ngerti percakapan mereka.

“Siapa dia? Apakah cowok Iran?”  Mereka berusaha untuk menggali informasi tentang seseorang bernama Ali ini.

“Iya”

“Kenal di mana?”

“Di internet”

“Haaaaaaa, internet!!! Hati-hati, jangan percaya sama cowok Iran terutama yang dikenal dari Internet! Cowok Iran itu nggak baek!” Sarah shock kemudian memberitahukan temannya kalau saya akan bertemu dengan cowok asing yang belum pernah saya temui di Isfahan. Mereka panik gitu mengetahui kalo saya akan jalan dengan orang asing. Lahh kok pada stress gitu, saya aja biasa aja. Nggak tau aja mereka kalo seharian itu saya abis jalan-jalan sama cowok Iran haha.

“Mana tiketmu coba liat!”

 “Nihh” Sodorin tiket bus.

“Oke, kami juga mau ke Isfahan malam ini, kami ganti tiket keberangkatanmu supaya bareng sama kami ya. Kami berangkat 1 jam lebih awal. Ayo ikut saya!” Kemudian Sarah mengajak Saideh untuk menukar tiket bus saya ke loket penjualan yang berjarak lumayan jauh dari mesjid.

20161118_210153.jpg
Tiket ke Isfahan

Saya nurut mereka aja dan diem-diem tersenyum dalam kegelapan saat berjalan di terminal menuju loket penjualan tiket. Ohh jadi seperti ini lho yang diceritakan orang-orang tentang keramahan orang iran. Ternyata saya ngerasain sendiri, hihi.

Saat kami berada di depan loket penjualan tiket, Sarah dan Saideh langsung maju ke depan untuk menukar tiket saya. Mereka sepertinya kesulitan untuk mengganti jadwal keberangkatan bus saya dan berusaha untuk merayu bapak penjual tiket. ”Ayolaahh, boleh dong ganti jam keberangkatannya mbak ini supaya sama dengan kami, please!” Menurut saya sih mereka bilang begitu ke agen tiket. Mereka debat lamaaaaaa banget. Saya hanya mengamati bahasa mereka yang unik.

Setelah beberapa menit yang panjang akhirnya bapak petugas loket tiket menyetujui untuk mengganti jadwal keberangkatan bus saya dari yang semula berangkat jam 12 malam menjadi jam 11an malam. Siapa sih yang nggak luluh sama mbak-mbak ini. Tiket saya tidak dicetak ulang, cuma dicoret jam keberangkatan dan nomor kursinya dengan pulpen. Setelah sukses mengganti jadwal keberangkatan bus, kami kembali ke mesjid lagi dan kembali ke posisi semula.

Di sana saya ditawarin kwaci, kue, biscuit, permen dan cemilan lainnya. Saya kenyang kenalan sama mereka. Baru tau kalo di Iran ternyata ada kwaci juga haha. Sambil nunggu jam 11 kami ngobrol-ngobrol layaknya teman,  kami bertukar nomor telepon dan social media. Dalam waktu singkat kami jadi sok kenal gitu deh hehe.

“Gue ada ide, gimana kalo lo ikut gue ke Isfahan dan main ke rumah orang tua gue? Bentar ya, gue telepon bokap gue dulu”

Heee, kok jadi diajak main ke rumahnya. Kirain cuma jalan bareng aja sampe Isfahan, saya kan udah ada janji sama si Ali, lha piye iki!?  Karena nggak enak menolak saya ngikut aja, lagian juga nggak rugi ikut mereka. Mereka udah menawarkan bantuan dengan mengajak saya jalan bareng, nggak ada salahnya kalo menerima tawaran untuk main ke rumah mereka. Jadi mirip kayak ceritanya Wince yang diajak paman-paman pas baru sampai di terminal bus di Yazd.

Di mesjid, saya mengamati mereka yang sibuk pakai make up di tengah malam. Ya ampun udah cantik kok masih pada dandan. Entah kenapa yang paling saya ingat dari mereka adalah pensil alis.  Terus saya pegang alis saya yang belum pernah dikerok haha. Malam itu saya memejamkan mata sejenak, kemudian buka mata dan melihat ke depan, wow banyak cewek cantik. Hidungnya mancung, kulitnya putih, alisnya tebal, cakep deh. Saya nggak berani posting foto mereka atas dasar privasi, karena mereka sendiri nggak posting foto muka di instagram atau telegram.

Tiba-tiba terdengarlah suara bapak-bapak dari luar yang memberitahukan kalau mesjid akan segera dikunci dan kami harus segera keluar dari sana. Saya tau kan bahasa farsi. Kemudian kami semua keluar dan langsung menuju toilet yang berjarak agak jauh dari mesjid. Kami ganti-gantian menjaga tas. Setelah urusan toilet selesai kami langsung berjalan menuju bus yang sudah menunggu dengan setia. Kalo nggak jalan sama mereka, mungkin saya bakalan bingung mau naik bus yang mana. Ada banyak sekali bus di terminal Beyhaghi.

Saya memilih agen bus Hamsafar untuk perjalanan dari Tehran ke Isfahan, sesuai dengan saran Ali. Bus yang saya pilih adalah bus VIP dengan komposisi tempat duduk perbarisnya 1-2. Saya kebagian tempat duduk di kursi 1 baris. Bus hamsafar VIP ini nyaman sekali, legroomnya lega, ada senderan kaki, senderan punggung bisa diturunkan ke belakang dan joknya tebal. Bus ini mirip dengan bus yang saya tumpangi sewaktu dari Seoul ke Gyeongju dulu.

Sebelum bus jalan, petugas akan mengecek tiket setiap penumpang. Setelah pengecekan tiket selesai, setiap penumpang akan diberikan kotak snack dan minuman kaleng yang terpisah dengan snack box. Setelah kotak makanannya saya buka, ternyata banyak sekali isinya. Ada gelasnya juga! Saya nggak ngerti kenapa dikasih gelas, baru tau ternyata ada air panas di dalam bus yang ditaro di semacam dispenser. Saya taunya pas naik bus yang ke-3 saat hari terakhir di Iran, telaaat. Tau dapet air panas kan saya bisa bikin pop mie di bus.

Perjalanan dari Tehran ke Isfahan ditempuh dalam waktu sekitar 6 – 7 jam. Ada 2 terminal yang akan dilalui bus ini yaitu terminal Kaveh dan terminal Soffeh. Saya sudah diingatkan untuk turun di terminal Kaveh, supaya lebih dekat ke tempat pertemuan dengan Ali. Tapi karena saya jalan sama orang baru dikenal yang nggak ada dalam rencana, maka jadwal hari itu pun berubah. Saat bus tiba di terminal Kaveh saya menanyakan Sarah, di mana kami akan turun. Kemudian dia menjawab, Soffeh. Oh okay.

Saya nurut dan percaya aja sama Sarah yang duduk di kursi di seberang kanan saya. Begitu tiba di terminal terakhir di Soffeh, semua penumpang turun. Sarah mengajak saya turun dari bus bersama dengan teman-temannya. Setelah keluar dari bus kami berkumpul lagi untuk berpisah. Mereka saling cipika-cipiki sebanyak 3 kali sambil mengeluarkan suara, “muah muah muah” (pas 3 kali kan). Kemudian mereka juga melakukan hal yang sama dengan saya. Whoaaa saya dicipika-cipikiin sama cewek Iran hihi. Kenapa cowoknya nggak gini juga ya kalo ketemu temen cewek,  huahahaha ngarep.
Kemudian kami pun berpisah dengan teman-temannya Sarah, dan tinggallah saya berdua dengan Sarah yang berjalan keluar terminal untuk menunggu ayahnya Sarah yang akan segera menjemput kami. Dan petualangan yang sesungguhnya hari itu pun dimulai di Isfahan. Ada banyak sekali kejutan di hari itu, tapi saya nggak akan menceritakannya di postingan ini karena waktu sudah menunjukkan pukul 10.50 malam. Nanti kalo sempat saya lanjut lagi ya cerita pertemuan saya dengan keluarga baru saya di Isfahan.

Advertisement

20 thoughts on “Dicolek Orang Asing di Terminal Bus di Tehran”

    1. Iya mereka baik-baik semua. Entah ya, aku yakin aja kalo bakalan ketemu sama orang baik selama di sana, baik cewek atau cowok, dan aku ngerasa aman sama orang-orang yang kutemui di perjalanan atau melalui internet. Kalo yang dari internet kan aku seleksi dulu, aku ajak ngobrol untuk menyelidiki latar belakang mereka hihi

  1. Waduhhhh.. kamu beruntung kak, banyak ketemu orang baik sepanjang perjalanan.. Padahal Sarah bilang cowok Iran gak baek, hati2, lah doi malah nawarin bareng.. pan gak kenal juga yakk.. hehe..

  2. Kalo bus tipe duduk 2-1 gitu disini juga ada sih, banyak. cobain bus Medan Pekanbaru ada tuh yang gitu modelnya. Tapi Kalo ada air panasnya, ini baru beda. Ya gak? Bisa bikin ngopi ngopi dan ngemie dulu tuh.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s