Traveling

Bukan tentang Georgia

20160923_134518

Halooooo apa kabar? Udah lama banget saya nggak ngeblog. Seharusnya saya udah posting tentang perjalanan saya waktu ke Azerbaijan, Georgia dan Armenia tapi tapi tapi… Jangan salahkan siapa-siapa, karena mencari kambing hitam itu nggak baik. Mendingan mencari kambing guling, kambing sop atau empal gentong yang bisa bikin hati senang dan perut kenyang.

Baiklah, cukup ngomongin makanannya. Fokus! Saya mau cerita apa kali ini? Ada yang tau? Georgia!! Saya bukan akan menceritakan tentang Georgia, tapi tentang negara bagian Washington, tepatnya Seattle yang saya kunjungi tahun lalu. Lho kok malah jadi cerita tentang Amerika!!?

Terus, ada apa di Seattle?? Nggak ada apa-apa sih. Nggak ada tujuan , nggak ada orang yang saya kenal, nggak ada yang pengen didatengin juga. LHA ERUS NGAPAIN KE SEATTLE!?? Woo santai mas bro!

Jawabannya adalah karena iseng aja *kemudian digaplok haha. Saya ke Seattle itu judulnya Sleepless in Seattle. Beneran nggak tidur di Seattle, cuma numpang ngemper di bandara doang semaleman nungguin pesawat saya ke Anchorage pas berangkat. Kemudian tidur lagi sesubuhan sampe siang di ruang tunggu waktu transit ke Calgary. Kemudian ngemper lagi sebentaran waktu nunggu pesawat ke Taipei. Saya sampe hapal sudut bandara SeaTac dan nyari lokasi paling pw buat ngemper dan menghabiskan waktu di toilet, serta mengisi ulang persediaan air minum botol dengan tap water.

 

Saya inget perasaan saya waktu baru mendarat di bandara setelah menempuh perjalanan panjang dari Jakarta. Saya berasa seperti anak ilang haha. Ya masak orang-orang di pesawat pada perginya sama keluarga atau teman, lha saya malah sendirian. Terus nggak iseng? Enggak dong. Alhasil selama 11 jam di pesawat saya cuma tidur, kebangun, tidur, kebangun, tidur lagi.

Nah sekarang kita belajar Geografi yah. Di manakah Seattle? Seattle adalah kota yang berada di sebelah kiri benua Amerika, dan berada di bawahnya Kanada. Jawaban yang sangat cerdas wkwkwk. Ini kan menurut pengamatan saya di peta dunia. Seattle menjadi gerbang dalam melakukan perjalanan ke Alaska, baik melalui udara maupun laut. Kalau mau cruise ke Alaska Inside Passage biasanya melalui Seattle atau Vancouver. Kalo dari Tanjung Priok saya nggak tau akan makan waktu berapa lama. Biaya untuk cruise ke Alaska ini adalah sebesar.. nggak tau dan nggak mau tahu hehe. Saya nggak mau mimpi cruise ke Alaska, maunya cruise ke Antartika aja sama teman hidup. Amiiin.

Hari terakhir perjalanan saya di Amerika Utara ditutup dengan perjalanan selama sehari di Seattle. Saya tiba di SeaTac International Airport setelah menempuh perjalanan dengan menggunakan pesawat Air Canada dari Calgary.  Sesampainya di SeaTac kami segera menitipkan bagasi ke penitipan bagasi yang terletak di dekat tempat pengambilan bagasi. Barusan saya googling ternyata Ken’s Baggage udah nggak beroperasi lagi.

Dari bandara kami langsung mencari informasi bagaimana cara untuk mencapai downtown. Kami (saya dan seorang travelmate) naik bus dari bandara kemudian berganti transportasi lagi. Saya lupa tram atau kereta, atau apalah. Nah waktu lagi kebingungan mau naik tram itu saya tabrakan sama seorang cowok bertubuh tinggi besar dan hampir jatuh di pelukannya. Drama banget sih ini haha. Untungnya saya bisa ngerem, nyaris banget kena hahaa. Di dalam tram saya sibuk liatin manusia banyak banget. Berasa aneh liat orang karena kami kelamaan di hutan. Di depan saya duduk sepasang lansia yang sangat akur. Pancaran cinta terlihat jelas di mata mereka *sok tahu 😀

Rasanya aneh mengunjungi kota besar setelah selama hampir 2 minggu kelayapan dari taman nasional ke taman nasional dari Denali National Park, Seward, sampai ke Banff dan Jasper di Alberta. Sepatu hiking boot yang saya kenakan juga nggak cocok dipakai di downtown Seattle  dan saya selalu kesandung tiap kali jalan. Sebelumnya saya udah buat list tempat apa saja yang akan saya kunjungi di Seattle dalam waktu yang sempit itu. Tapi seperti biasa, setiap kelayapan di hari terakhir semangat saya selalu memudar dan tenaga saya sudah terkikis kelamaan di jalan. Umur emang nggak bisa dobohongin yak, saya kecapekan dan males ke mana-mana. Jadilah di downtown kami cuma sebentaran doang kelayapannya.

Lokasi pertama yang kami datangi siang itu adalah sebuah restoran Thailand yang kelihatan wah. Sebenarnya saya nggak pede masuk ke dalam restoran ini. Dari penampakannya keliatan banget kalo itu restoran mahal. Tapi saya udah nggak tahan kelaperan dan akhirnya menyetujui ajakan travelmate untuk masuk dan makan siang di situ. Kami memesan lobster tomyam dan padthai. Saya udah ngebayangin makanan yang super lezat seperti yang saya makan di restoran Thailand di Alaska, tapi yang ini rasanya kurang wow dan porsinya sedikit. Saya kan makannya porsi kuli hehe.

20160923_113059

Kalo makan di restoran di Amerika dan Kanada itu, sepanjang pengalaman saya, nggak semuanya sih, setiap saat pelayan akan datang dan menanyakan sesuatu apakah kami membutuhkan bantuan atau tambahan menu lainnya tanpa ditanya. Saya kan bingung yak kalo disamperin terus kayak gini. Aseli restoring di Amerika dan Kanada yang saya samperin ini harga makanannya mahal-mahal, belum termasuk pajak dan tip pulak. Saya nggak cocok makan di sini, pan kere haha.

Setelah selesai makan, saya melipir ke toilet sejenak. Kan restoran otentik, masup ke toilet aja interiornya beda, berasa kayak di Thailand. Nggak ada tulisan women dan men di pintu toiletnya, Cuma ada gambar membentuk huruf W dan M doang. Ngebingungin sih emang, tapi saya nggak salah masuk dong. Waktu saya lagi cuci tangan di wastafel tiba-tiba datanglah seorang cowok, cakep, dan dengan cueknya melewati saya dan masuk ke dalam bilik toilet. Nggak lama kemudian di langsung keluar sambil bilang sh**!! Untungnya dia langsung menyadari kalo dia salah masup toilet sebelum pipis hhaha. Pas dia lewatin saya dengan muka malu dan kaget saya cuma bisa nahan ketawa di depan cermin dan wastafel huahahahah.

Kami lumayan lama nongkrong di restorang Thailand itu. Kemudian tamu-tamu mulai berdatangan dan kami memutuskan untuk meninggalkan restoran dan melanjutkan perjalanan menuju waterfront. Cuaca yang berangin tidak menghalangi semangat kami yang tinggal tersisa sedikit. Musim gugur di mana aja sama, dingin!

20160923_162259
Seattle

Saya udah bikin list ini dong sebelum berangkat ke Seattle

  • Olympic Sculpture Park
  • Pike Place Market
  • Frye Art Museum
  • George Washington Memorial Bridge
  • Explore the University of Washington (Free 90 minutes campus tours see Husky Stadium, Gothic building, drumheller fountain)
  • Museum of Flight

Tapi yang didatengin cuma 1 tempat doang dari daftar tempat yang mau saya datangi itu. liat Seattle Great Wheel dan jalan-jalan sore di Pike Place Market. Tempat yang paling saya sukai di sini adalah ketika mengunjungi Pike Place Market.

20160923_142636
Ikuti anjuran bu menteri Susi, harus makan ikan. Tapi ikannya mahal hiks.

Pike Place Market ini adalah pasar yang dibuka pada tanggal 17 Agustus 1907 dan menjadi pasar tertua yang dioperasikan oleh farmer’s. Di sini kita dapat melihat berbagai jenis barang diperdagangkan. Saya paling takjub saat melihat hasil tangkapan nelayan berupa capit kepiting Alaska yang panjangnya hampir sepanjang lengan saya. Luar biasa!! Di sini apa aja ada. Toko sulap ada, toko barang antic ada, toko baju ada, toko makanan ada, toko kembang ada, toko pernak-pernik, cabe dibentuk kalung juga ada. Tempat ini cocok banget buat kamu yang suka window shopping. Kalo saya sih suka sama pasar tradisionalnya. Sebisa mungkin kalo lagi traveling saya akan mengunjungi pasar tradisional (kalo ada).

20160923_143853
Pike Place Market

Setelah puas jalan-jalan di pasar kami balik lagi ke waterfront dan cari makan lagi, makan sore. Saya sempat belie s krim yang ukurannya segambreng. Porsi makan Amerika ini guedhe banget bahkan untuk ukuran es krimnya. Saya sampe nggak habis makan es krimnya, kan sayang banget. Kami beli fish and chip untuk mengganjal kami setelah seharian jalan-jalan di Seattle. Eh sebelumnya kami sempat jalan-jalan ke toko kue di downtown deng. Kami melewati pusat pertokoan bermerek. Masuk ke dalam toko kue yang kece dan duduk-duduk bego di taman. Kemudian malamnya saya baca berita di internet saat sedang di bandara kalo telah terjadi penembakan di salah satu mall yang hampir kami datangi sorenya dan menewaskan beberapa pengunjung mall.

20160923_162434
Di bawah Seattle Great Wheel

Sekitar jam 5 sore kami memutuskan untuk kembali ke bandara SeaTac dan memilih untuk istirahat di bandara sambil menunggu pesawat ke Taipei tengah malamnya. Di Bandara kami langsung mengambil koper di penitipan bagasi dan duduk-duduk sambil internetan sampe bosen. Saya sibuk unpack-pack-unpacked koper song. Masukin sepatu hiking dang anti pake sepatu jalan biasa. Koper kecil yang saya bawa ini mendadak sempit.

Perjalanan ke Amerika Utara ini ditutup dengan perjalanan singkat ke Seattle dan saya jadi dapet gambaran kecil bagaimana rasanya jalan-jalan di Amerika (emangnya Alaska bukan Amerika?). Nggak pernah ada dalam bayangan saya untuk menginjakan kaki di negeri paman sam. Bentar, paman Sam itu siapa sih?

Saya inget banget rasanya waktu mau apply visa Amerika dulu, nggak pede aja gitu. Bijo, ke Amerika?? Bilang ke orang rumah aja saya malu-malu gitu, berasa gak percaya (diri). Tapi saya meyakinkan diri kalo saya bisa melihat belahan bumi lain walaupun kata orang keliatannya nggak mungkin. Ayo tebak destinasi selanjutnya saya ke mana lagi? Sekarang mah udah berani ngimpi yang aneh aneh huahahaha. Kamu pengennya ke mana? Yuk ngimpi!

 

 

Advertisement

8 thoughts on “Bukan tentang Georgia”

  1. kalau makan disana dikit2 di samperin terus ditawarin menu lagi ya..bukannya malah jadi risih hehe…tapi mungkin itu bagian pelayanan 🙂

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s