
Udah telat belum kalo mau cerita tentang perjalanan saya ke 4 negara sebulan yang lalu?? Sayanya udah agak lupa gitu, semangat nulisnya ketimpa sama semangat saya dalam mencari informasi tujuan wisata baru lagi. Belum ya, kan baru sebulan. Baiklah, mari kita mulai!
Iran? Ngapain saya ke Iran lagi?? Gara-garanya saya beli tiketnya dari bulan Desember tahun lalu, dan berangkat bulan April tahun ini. Ada jeda waktu 4 bulan untuk mempersiapkan semuanya mulai dari anggaran, itinerary perjalanan sampai penginapan. Beberapa bulan sebelum berangkat, saya udah nggak mood ke Iran. Kok saya nggak kepengen banget ke Iran lagi yak. Ngapain saya ke sana lagi.
Bosen ah ke Iran, kemudian saya langsung ngecek peta dan melihat negara terdekat dengan Iran yang bisa dicapai dengan menggunakan pesawat atau mobil, akhirnya terpilihlah Georgia. Catet, cuma Georgia doang. Maka saya memutuskan bahwa dalam perjalanan nanti saya hanya akan mengunjungi Georgia selama 3 malam, sisanya saya akan menghabiskan waktu di Iran. Tadinya, tapi rencananya berubah, saya menambahkan 2 negara lagi yaitu Azerbaijan dan Armenia. Jadilah saya hanya berada selama 2 hari di Iran di akhir perjalanan.
Tanggal 13 April 2017 saya berangkat menuju KLIA dengan menggunakan pesawat Malaysia Airlines. Saya dapet tiket Malaysia Airlines dengan harga yang sama dengan tiket Air Asia rute yang sama. Kalo bisa naik fullboard airlines yang udah free bagasi dan meal, kenapa saya harus pilih budget airlines. Ini adalah pertama kalinya saya terbang naik Malaysia Airlines. Jok pesawatnya tebal dan besar, legroomnya juga lega, tapi sarung joknya kok dari bahan kulit, bukan beludru. Tapi nggak apa-apalah, yang penting sampe ke Kuala Lumpur.
Di pesawat, saya kenalan dengan ibu-ibu yang duduk sebaris dengan saya. Ibu-ibu berseragam batik yang duduk di lorong merupakan tour leader yang akan membawa rombongan tour ke Beijing dari Kuala Lumpur. Sedangkan ibu-ibu yang duduk di samping saya datang ke Malaysia dalam rangka pekerjaan, sedangkan saya, siapa dong?
Sesampainya di KLIA, setelah melewati counter imigrasi dan mengambil bagasi, saya langsung mencari jalan ke KLIA2. Saya lupa gimana caranya ke KLIA dari KLIA2, dulu tahun 2015 saya pernah ke sini tapi kan udah lama banget. Saya mengikuti papan penunjuk arah di bandara hingga sampailah saya ke stasiun KLIA Express. Cukup membayar tiket seharga 2 ringgit saya bisa sampai ke KLIA2.
Di KLIA2 bukannya langsung check in, saya malah melipir ke foodcourt dan memesan minuman dingin sambil beristirahat di sana. Nikmat banget duduk sambil minum es lemon dingin. Setelah puas minum dan istirahat saya langsung jalan ke terminal keberangkatan. Saya shock begitu mencapai antrian pemeriksaan imigrasi di KLIA2, antriannya luar biasa padat. Selama ngantri saya cuma bisa panik sambil keringet dingin menyadari kalo sesaat lagi pesawat saya akan segera boarding. Piye iki, piye iki, piye iki!?? Saya mau nangis rasanya. Nggak lucu kan kalo saya batal ke Iran gara-gara ketinggalan pesawat, berapa total kerugian saya nanti hiks. Saya stress selama berdiri di antrian imigrasi. Ohh lama banget!!!
Seharusnya saya sudah boarding, tapi saat itu saya masih ada 7 orang lagi yang berdiri di antrian imigrasi di depan saya. Buset dah lama banget. Setelah sampai di depan counter, saya langsung berlari menuju pemeriksaan x-ray yang antriannya juga segambreng. Dengan muka tebal, saya menyerobot antrian dan berlari sekencang mungkin menuju gate keberangkatan. Beginilah kalo nggak pernah olahraga, lari di bandara aja udah ngos-ngosan. KLIA dan KLIA2 gede banget!! Lain kali kalo terbangnya di KLIA2 saya harus naik pesawat yang sampainya di KLIA2 juga untuk menghemat waktu di counter imigrasi, fiuhhhh!!
Akhirnya saya sampai di gate tepat waktu, para penumpang masih pada antri untuk masuk ke dalam pesawat Air Asia yang akan menerbangkan kami ke Tehran. Saya kebagian duduk di kursi di lorong. Di belakang saya terdapat 3 orang bapak-bapak yang berbicara dalam bahasa Cina. Selama penerbangan ke Tehran, mereka terus berbicara dengan suara yang sangat keras sehingga membuat kepela saya pusing. Beneran berisik banget duduk dekat mereka. Kepala saya pusing, migrain ditambah dengerin ocehan mereka. Jadinya di pesawat saya pasang headset dan mendengarkan musik dengan volume keras.
Gara-gara dulu waktu beli tiket Air Asia ini di kopaja, saya salah klik menu pilihan makanan. Harusnya saya pilih menu sekali makan buat berangkat dan pulang, eh malah 2 kali makan buat berangkat. Dalam sehari dari rumah, sampai tiba di Tehran jadinya saya makan nasi sebanyak 4 kali, kenyang banget haha. Saya sampai di Imam Khomeini Airport dengan sisa-sisa energi. Aaaaak capek!!
Sesampainya di bandara saya masih harus berjuang mencari informasi gimana caranya mendapatkan boarding pass Azerbaijan Airlines sebanyak 2 lembar tujuan Baku dan Tbilisi, supaya bisa masuk pesawat lagi tanpa harus keluar dari imigrasi Iran. Saya memang sudah memegang visa turis Iran yang berlaku untuk sekali masuk, namun visa itu akan saya gunakan untuk kepulangan saya nanti dari Tbilisi ke Tehran.
Setelah keluar dari pesawat saya melihat banyak sekali orang-orang yang sedang antri di counter VoA dan Transfer. Saya kebingungan mencari petugas transferr yang sata itu sedang tidak berada di loket, sedangkan antriannya panjang sekali. Saya celingak-celinguk kaya orang bingung. Pandangan saya teralih ke arah sekelompok wanita yang berbicara dalam bahasa Indonesia.
Saya langsung menanyakan tujuan mereka dan melihat lembaran kertas yang mereka pegang. Aha, ternyata mereka juga akan berangkat ke Baku, Azerbaijan, dengan pesawat yang sama dengan saya. Asik dapet barengan! Dari situ saya langsung bergabung dengan 3 orang mba-mbak asal Indonesia dan ikutan mencari informasi bagaimana caranya mendapatkan boarding pass Azerbaijan Airlines.
Kami menghampiri mas-mas ganteng berseragam yang lewat di hadapan kami dan menanyakan bagaimana caranya dapetin boarding pass Azerbaijan Airlines. Ternyata si mas itu emang petugas transfer. Dia langsung meminta paspor dan tiket kemi, kemudian menghilang diantara keramaian. Kami duduk ndelosor sambil menunggu kabar gembira dari si mas ganteng. Kemudian dia pun datang, bukannya menghampiri kami, dia malah langsung masuk ke counter transfer.
Pesawat kami ke Baku akan segera berangkat dalam waktu yang tidak lama lagi. Kami mulai panik, apakah nanti bakalan kekejar pesawatnya atau enggak. Kami tiba di Tehran jam 12 malam, pesawat kami ke Baku jam 2 pagi, waktunya mepet banget. Dalam sehari ini saya 2 kali ngerasa deg-degan takut ketinggalan pesawat. Kami terus bolak balik ke loket transfer, “Maaaaaaaaaaaas boarding pass kami mana?”
Dia cuekin kami dari balik kaca loket transfer. Kami bertiga bolak-balik ngedatengin si mas sampai dianya kesal. Kami panik, sodara-sodara. Aduhhhh, gak lucu kalo sampe ketinggalan pesawat nihh. Saya pasrah aja, saya males nyamperin mas petugas transfer lagi dan malah duduk pasrah di lantai sambil menahan kantuk.

Akhirnya si mas ganteng berlari ke lantai atas dan menghilang dari pandangan kami. Kemudian dia kembali dengan membawa 4 buah paspor hijau dan boarding pass di selipan halaman paspor dan menyerahkannya kepada kami. Saya langsung bilang, “Mersi” dan berlari meninggalkan dia naik ke lantai atas dengan menggunakan eskalator. Kami ber-4 langsung berlari ke gate dan duduk sebentar di gate. Gak lama kemudian terdengarlah panggilan bagi kami untuk segera memasuki pesawat.
Kami gak naik garbarata ke dalam pesawat, melainkan harus naik bus terlebih dahulu sampai ke tempat pesawat di parkir. Cuaca saat itu terasa dingin, sedingin hati gebetan yang tidak jelas menunjukan isi hatinya. Saya menjadi orang pertama yang masuk ke dalam pesawat. Pesawat Azerbaijan Airlines ini penumpangnya sepi sekali, hanya ada beberapa orang penumpang yang akan terbang ke Baku. Di baris kursi saya 3-3, cuma saya sendirian yang duduk. Berasa naik pesawat pribadi hehe. Seperti biasa dong, di pesawat saya tidur terlelap. Saya bahkan gak tau di pesawat dapet minum dan snack atau enggak. Yang penting tidurrr!

Baru aja tidur sebentar, tiba-tiba ban pesawat sudah menyentuh landasan lagi. Ya ampun, saya masih ngantuk tapi kok pesawatnya udah sampe aja di Azerbaijan. Dengan segenap energi saya bangun dan mengambil ransel untuk kemudian keluar dari pesawat dan menunggu teman baru saya di lorong setelah garbarata. Kemudian petualangan pun dimulai. Cerita selanjutnya menyusul ya, masih panjang nih ceritanya. Btw, selamat puasa pertama ya teman-teman 🙂
Jadi selama di Baku jalan bareng sama temen baru ketemu itu ya Bijo?
Ngebayangin lari-lari di KLIA2 itu haha, udah pernah soalnya. Asli ngap! selain jarang olahraga aku juga kelebihan lemak hehe. Ditunggu kelanjutannya ^_^ dan selamat berpuasa juga.
Iya, setengah hari doang jalan bareng mereka, setengah harinya jalan sendiri.
KLIA2 gede buanget, jauh jarak dari luar sampe ke gatenyaa. Lari sambil gembol ransel itu berat haha.
Bahahaha seruuuu..! Kebayang muka innocent-nya waktu minum lemon dingin :)))
Eh, itu waktu nyerobot antrean reaksi orang-orang gimana?
Nikmat banget minum ice lemon tea, sempet-sempetnya posting di instastory. Abis itu semuanya berubah jadi panik haha. Nyerobotnya pelan-pelan, satu-satu orang aku lewatin trus lariiii 😂
Buahahahahahaha.. Maap ini bayanginnya seru!
Bayanginnya seru, tapi pas ngejalaninnya pengen nangis 😭😂
Iya kebayang… Mahal pasti cuy… Gw ketinggalan travel Jkt-Bdg aja panik 😂
Gak lucu kan kalo gak jadi berangkat, nyesek jiwa raga kantong 😂
Ruaaar biasa bijoo… 🙂
Ah kamoh! 😂
Aku gimana ngerasain ya.. jujur belum tahu KLIA itu jaraknya gimana..
KLIA sendiri luas, antar gatenya kudu naik kereta. Ditambah lagi kalo mau ke KLIA2 kudu naik KLIA Express lagi. Antrian imigrasi KLIA2 lebih rame daripada KLIA.
buset KLIA2 kan imigrasi ke gate-nya jauh banget, kebayang lelahnya lari-lari apalagi ditambah panik x)))
Kelamaan ngantri di imigrasinya, panjaaaang banget, sejam kali ada di situ
Saya banget nih selalu ada drama tiap mau naik pesawat 😂😂
Haha…ngalamin kasus boarding antar negara yg pakai lari2 mlm hari ke pagi. Plg lega itu sdh didepan gerbang keberangkatan. Bisa aman mendengkur ya #eh seru tp adrenalin..ditunggu cerita lanjutan.
kamu beruntung engga ketinggalan yaa… kalau ketinggalan ada rencana B kan ?
Rencana B-nya Balik ke Jakarta 😂
KLIA2 emang melelahkan haha, btw sebenernya ga papa lho minta ijin ama orang depan kalau pesawat kita udah bentar lagi berangkat. Aku sering banget kaya gitu dan sering juga orang minta ijin duluan
ditunggu cerita azerbaijannya, penasaran 🙂
Bijo ini memang wanita Bejo ya…..yang baca juga ikut deg-degan saat nunggu antrian di imigrasi huft…
Bejo hahaha. Stres yak bacanya
ikutan panik…
sama 😂