Traveling

Fakir Pulsa di Kelimutu

20171129_1250391866200588.jpg
Kelimutu

Beberapa hari yang lalu saya baru aja pulang dari Maumere. Maumere ada di mana? Saya aja nggak tahu bahkan sampai berada di tempat tujuan hihi. Perjalanan ini adalah perjalanan domestik terpanjang yang pernah saya lakukan dengan pesawat terbang. Bayangin aja, saya udah harus berangkat ke bandara jam 2 pagi, kemudian pesawat boarding jam 3an. Setelah transit selama 2 kali di Surabaya dan Kupang, akhirnya tiba juga saya di Maumere sekitar jam 1 siang.  Jadinya perjalanan dari rumah sampai ke tempat tujuan makan waktu sekitar 12an jam, wuihh.

Kepala saya berasa jetlag ala-ala alias pusing, gara-gara keseringan batuk di pesawat. Karena bandara Ngurah Rai di Denpasar ditutup akibat erupsi gunung Agung maka saya harus mencari alternatif untuk menuju Maumere.  Maka alternatif yang saya pilih adalah terbang dari Cengkareng ke Surabaya ke Kupang kemudian ke Maumere. Di pesawat saya udah kaya orang pingsan yang kerjaannya tidur melulu.

Saya mendapatkan ajakan untuk ke Kelimutu untuk melihat danau 3 warna yang gambarnya pernah saya lihat di uang kertas lima rebuan jaman dulu. Perjalanan dari Maumere ke Kelimutu, yang sudah masuk Kabupaten Ende memakan waktu selama kurang lebih 3-4 jam melewati kontur jalanan pegunungan berkelok-kelok. Saat memasuki kawasan Taman Nasional Gunung Kelimutu kabut tebal mulai tampak menghalangi pandangan. Perjalanan naik ke atas taman nasional gunung kelimutu ini mengingatkan saya waktu ke Ciwidey dengan teman-teman cewek. Jadi ada temen saya yang orang Bandung, beli mobil bekas di Bandung. Kami ujug-ujug jalan-jalan ke Ciwidey, bukannya naik angkot malah nekat nyetir nanjak ke atas. Mobil kami sempat mundur lagi di tanjakan dan nyaris terjun ke Jurang saking nggak kuatnya nanjak. Untungnya ada mas-mas yang ganteng dan baik hati dari arah berlawanan yang mau turun dan nolongin kami dan mengambil alih mobil kami. Aduh itu pengalaman paling menegangkan sekaligus seru hehe. Lha kok jadi cerita Ciwidey.

Kawasan Kelimutu telah ditetapkan menjadi kawasan konservasi alam nasional sejak Februari 1992. Saat berjalan kaki dari parkiran mobil menuju danau, saya berasa seperti ada di hutan. Ya, ini memang hutan. Inilah yang saya cari dari setiap perjalanan saya, hutan! Saya lelah melihat perkebunan kelapa sawit dari atas pesawat saat mau mendarat atau terbang di pulau lain di Indonesia. Saya cinta hutan. Jadi waktu jalan di sini pikiran saya melayang sampai ke Alaska. Ngapain saya jauh-jauh ke luar negeri untuk mencari hutan, di Indonesia juga ada, ke pedalaman Papua aja sana Bijo!

Kami berjalan ke danau Keimutu ditemani seorang mas-mas pemandu lokal yang menawarkan diri untuk menemani kami jalan ke atas. Dia menceritakan banyak hal tentang Kelimutu. Dia mengingatkan kami untuk tidak memberi makan monyet-monyet yang ada di hutan karena bisa dikeroyok  sama monyet se-RT. Dan dia juga cerita kalo pernah ada orang yang bunuh diri di dengan cara lompat ke danau hiiiy.  Don’t try dis!

Waktu lagi jalan ke danau tiba-tiba turun hujan lumayan deras. Kami langsung teduh di salah satu pondok tempat berjualan. Sambil nungguin hujan reda saya mesen mie instant. Setelah hujannya lumayan agak reda kami melanjutkan perjalanan naik ke atas puncak view point danau Kelimutu. Sayang sekali udah jauh-jauh ke sana yang dilihat cuma kabut di sekeliling. Karena kami anak yang sabar, baik hati, rajin nabung ngutang dan tidak sombong, maka kami dengan sabar menunggu kabut pergi. Danau ini serasa milik kami, nggak ada pengunjung lainnya wohoo.

Sementara teman saya sibuk foto-foto, saya bengong aja liatin kabut. Lama-lama kabutnya mulai pergi dan nampak pemandangan danau berwarna turquoise di bawah sana. Kemudian kami langsung ambil ponsel dan jeprat-jepret. Eh nggak lama lagi kabutnya datang. Begitu aja terus, kami nongkrong si atas menunggu kabut datang dan pergi sesuka hati.

20171129_1241321099315454.jpg
Kelimutu

Danau Kelimutu ini dibagi menjadi 3 danau yaitu Tiwu Nuwa Muri Koo Fai yaitu tempat berkumpulnya jiwa muda-mudi yang telah meninggal, Tiwu Ata Polo yaitu tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang yang telah meninggal yang selama hidupnya melakukan kejahatan dan Tiwu Ata Mbupu yang merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang tua yang telah meninggal.

Kelimutu

Manusia generasi jaman now ini nggak bisa yang namanya lepas dari telepon genggam dan berselancar di dunia maya atau pamer foto di media sosial. Walaupun udah di tempat sekeren danau 3 warna di Kelimutu, tetap aja tangan ini rasanya gatal ingin jeprat-jepret mengabadikan momen yang jarang-jarang diliat untuk dipamerin di media sosial. Teman saya pada sibuk apdet status di whatsapp, instastory, sementara teman saya yang lain video call sama orang tercinta di rumah, sementara saya? Fakir pulsa huhuhu.

Saya lupa kalo belum beli pulsa. Yaudahlah lagian juga lagi di danau Kelimutu, yang penting foto-foto aja dulu sambil bengong menikmati pemandangan dari pinggir danau. Rasanya damai duduk di atas tanah di pinggir danau, sambil mendengarkan suara alam, dan suara teman-teman yang ribut mengarahkan gaya sang pemandu yang kini bertugas menjadi fotografer. Untung ngajak mas pemandu, kalo enggak mah saya ogah jadi juru foto. Saya mau menikmati pemandangan danau kelimutu ajahhh. Warna danau ini mirip seperti danau yang ada di Selandia Baru (Lake Tekapo, Lake Wakatipu) dan Kanada (Peyto Lake). Wah ternyata di Indonesia juga ada danau cantik seperti ini.

Kami lumayan lama berada di atas danau kelimutu. Setelah puas di sana, kami memutuskan untuk kembali ke parkiran dan melanjutkan perjalanan ke destinasi lainnya. Tangan saya udah gatel pengen ceritain Kelimutu ke orang rumah. Tapi apa daya, pulsa aja nggak ada, gimana mau teleponan sama orang rumah. Di sini belum ada jaringan minimarket maret-maretan, ATM juga jarang, ada sih tapi kan tanggal tua belum ada isinya buahahaha buka kartu. Mau ngutang ke tetangga juga nggak tau nomor hp tetangga, eh nggak kenal banget sih, nggak gaul hihi. Mau pake internet banking juga nggak bawa token. Yoweslah bersabar aja dulu.

Ealah pusing amat. Ternyata kita bisa lho beli pulsa online di Tokopedia, nggak tau kan?  Tokopedia sebagai shop online Indonesia menyediakan apaaaa aja, asik kan. Kalo udah punya saldo di tokopedia bisa dipake buat beli apa aja, jadi praktis gitu.

screenshot_20171203-074511848459599.png
Tokopedia
screenshot_20171203-074745271035900.png
Tokopedia

Sekali-kali cobain traveling tanpa sibuk sendiri dengan media sosial dan hp. Kalo buat foto-foto sedikit sih nggak apa-apa untuk mengabadikan momen, tapi kalo fotonya kebanyakan juga kan nggak asik, yang ada kehilangan momen yang sebenarnya yang ada di depan mata. Siapa tahu ada cowok ganteng lewat di depan kita, jadi nggak bisa liat-liatan kaaan, siapa tahu dia jodoh kita. Boleh lah berhayal haha.

Advertisement

29 thoughts on “Fakir Pulsa di Kelimutu”

      1. kek hubungan kita berdua ya kak? putus-nyambung mencari calon belahan jiwa yang tak kunjung datang wkwkw
        *ditimpuk bakiyak se-RT*

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s