akomodasi, Traveling

Transit di Greymouth [Trip Bareng ke NZ]

 

20160306_163435
Greymouth Railway Station

Lanjutan dari sini

Greymouth, 7 Maret 2016

Saya dan teman jalan tiba di penginapan kami di Greymouth, setelah menempuh perjalanan selama 4 jam dari Christchurch International Airport. Shuttle bus kami berhenti di depan I-Site (visitor center) dan saya langsung menanyakan arah untuk menuju hostel tempat kami menginap.

Di Greymouth kami menginap di Duke Hostel yang cat bagian luarnya berwarna ungu-ungu norak hehe. Saat datang kami disambut oleh manajer sekaligus pemilik hostel yang berkepala plontos. Sebelum saya bilang apa-apa, dia sudah tahu kalo kami berasal dari Indonesia. “Kamu pasti Bijo, yang galau booking cancel booking cancel kamar di sini, iya kan!?”

Continue reading “Transit di Greymouth [Trip Bareng ke NZ]”

akomodasi, Uncategorized

Menunggu Pinguin di Lazy Dolphin Lodge

 

20141218_100510
Lazy Dolphin Lodge

Mari kita flashback ke perjalanan saya 1,5 tahun yang lalu. Salah satu bucketlist saya di Selandia Baru adalah melihat salah satu jenis pinguin yaitu Yellow Eyed Pinguin atau Hoiho. Saya dan teman jalan (JT) tidak memutuskan untuk mengunjungi Dunedin, melainkan memilih lokasi yang lebih sepi dan pelosok yaitu Curio Bay.

Curio Bay terletak paling ujung selatan pulau selatan, berjarak 535 kilometer dari Christchurch International Airport. Kami sendiri berkendara dari Te Anau ke Bluff, kemudian ke Curio Bay. Saat memilih penginapan di internet, saya langsung tertuju pada sebuah lodge yang nyempil sendirian di pinggir laut yang bernama Lazy Dolphin Lodge. Bangunannya yang lebih menyerupai rumah membuat saya jatuh hati pada penginapan ini. Continue reading “Menunggu Pinguin di Lazy Dolphin Lodge”

akomodasi

YHA Lake Tekapo

New Zealand, New Zealand! Saya mau posting tentang New Zealand lagi nihh, hehe. Saya belom bosen ngomongin New Zealand.

Ok, hari pertama di New Zealand, setelah menempuh perjalanan dengan menggunakan intercity bus selama 3,5 jam-an (jaman es, jaman batu, jaman purba) dari Christchurch International Airport akhirnya saya tiba di Lake Tekapo. Apa sih yang special dengan Lake Tekapo sehingga memasukan Tekapo di hari pertama dalam itinerary saya? Lake Tekapo kan cuma danau biasa doang, tapi saya jatuh cinta dengan Lake Tekapo sejak beberapa tahun yang lalu. Saya sering googling dan menyimpan foto Lake Tekapo di komputer buat motivasi saya supaya bisa berangkat ke New Zealand.
Ketika akhirnya benar-benar menginjakan kaki di Lake Tekapo, perasaan saya bercampur aduk, antara lapar dan haus karena belum sarapan dan senang bercampur bahagia karena mimpi jadi kenyataan. Akhirnya, akhirnya saya sampe ke siniiii. Saat turun dari bus mata saya langsung dimanjakan oleh birunya danau yang membentang luas di hadapan saya dengan langit yang jernih. Alhamdulillah…

Setelah turun dari bus kami berjalan kaki untuk mengambil brosur di pusat informasi dan berjalan kaki sejauh beberapa puluh (atau ratus?) meter untuk menuju hostel yang telah kami booking 2 bulan sebelumnya. Di Tekapo saya menginap di YHA Lake Tekapo. Hostel yang berukuran mungil terletak di 3 Simpson Lane, lokasinya paling dekat dengan tempat pemberhentian bus. Di sekitaran hostel ini masih ada hostel lain, tadinya saya mau nginep di hostel sebelahnya tapi setelah membaca review di hostelworld saya mengurungkan niat saya dan lebih memilih menginap di YHA Lake Tekapo, walaupun harganya lebih mahal beberapa dolar.

Saat masuk ke dalam hostel kami disambut oleh mas-mas yang berdiri dibalik meja resepsionis dan menyapa kami dalam bahasa inggris, ya iyalah masa bahasa jawa. Setelah menunjukan scan-an bookingan hostel dari hape, kami ditanya akan membayar dengan kartu kredit atau cash. Saya pilih cash donk, kan duitnya masih banyak haha *ditabok*
Saat booking saya memilih kamar dormitory dengan kapasitas 5 orang yang hanya boleh ditempati oleh cewek dengan harga 38 dolar. Saat masuk ke kamar, saat itu baru ada 1 orang cewek yang menempati kamar kami. Cewek Australia yang berasal dari Brisbane ini sendirian jalan-jalan ke New Zealand, wuihh. Saya memilih kasur di atas (bunk bed), sedangkan teman saya di bawah. Badan saya panjang, kepala saya takut kepentok pas bangun tidur kalo tidur dibawah, jadi saya pilih kasur nomor 2. Kamar yang kami tempati ini ukurannya mungil banget, tapi nggak pengap dan lumayan nyaman.
Selain kami ber-3, beberapa saat kemudian datanglah ibu-ibu Jepang dan 1 orang cewek Jepang lainnya, masih muda. Ibu Jepang ini ramah, dan nampaknya agak kesulitan berkomunikasi dalam bahasa inggris. Kami memulai perkenalan dan ngobrol sebentar. Si ibu ini datang ber-2 dengan suaminya dan dalam perjalanan menuju Christchurch. Mereka mau mengakhiri perjalanan, sedangkan kami baru memulai perjalanan.

Setelah meletakan barang bawaan dan beristirahat sejenak, kami pun mulai keluar buat cari makan siang dan belanja di minimarket. Kami mampir ke restoran cina dan memesan nasi goreng. Sebenernya saya agak was-was kalo ke restoran cina, saya takut kemakan B2 doang. Nggak cuma di restoran cina aja, di restoran jepang, dan restoran lain juga banyak menyajikan menu B2, hiks.

Setelah kenyang makan dan beli bahan makanan, kami kembali lagi ke hostel buat meletakan belanjaan dan siap-siap ngambil kamera buat mengabadikan pemandangan Lake Tekapo. Kami jalan-jalan di sekitaran Lake Tekapo menuju The Church of The Good Shepherd, Setelah dari gereja kami niatnya pengen ngaso di bangku taman, tapi keduluan sama bapak-bapak. Udah tanggung juga, akhirnya kami duduk bareng dan ngobrol deh.

Kami manggilnya Om Gavin, ternyata dia adalah seorang pengusaha catering yang memiliki hobi fotografer. Sebelumnya saya liat si om jalan-jalan sendirian sambil jeprat-jepret pake kameranya. Keliatan banget penghobi fotografer, kameranya gede buanget dan berat kayak teropong. Saya bukan pecinta fotografi jadinya nggak ngerti itu kamera jenis apaan. Saya sempet nyobain pegang kameranya dan coba-coba liatin lensanya, keren dehh. Setelah ngobrol panjang lebar, kami ditawarin buat main ke peternakannya yang terletak di nggak jauh dari Christchurch (kalo sempet). Si om ini berbaik hati nulisin alamat dan nomor teleponnya, kalo misalnya suatu saat nanti kami pengen mampir ke rumahnya dan merasakan kehidupan lokal warga Selandia Baru. This is the reason why I love backpacking traveling, kamu tidak pernah tau akan bertemu dengan siapa. Sukur-sukur ketemu jodoh, amin amin!

Lanjut ke cerita hostel lagi ya. Kalo lagi nggak di luar saya paling sering bolak balik ke toilet cewek, ngapain? Internetan haha. Di toilet koneksi internetnya kenceng banget! Saya iseng-iseng foto pengumuman pada selembar kertas yang ditempel di pintu toilet.

Sebenernya nggak ada yang istimewa pada YHA Lake Tekapo ini, ukuran hostelnya mungil, kamarnya mungil, dapurnya lumayan luas, biasa aja gitu. Yang luar biasa adalah pemandangan di belakang hostelnya keren banget, langsung menghadap Lake Tekapo dan Mt. John di kejauhan. Saya suka duduk-duduk di ruang ngumpul sambil memandang bunga mawar dan danau di kejauhan, sambil sesekali liatin bebek yang seliweran di taman. Pemandangan yang kayak gini nih yang bikin saya betah berdiam diri di YHA Lake Tekapo.

YHA Lake Tekapo
YHA Lake Tekapo
My room
My room
Penghuni hostel
Penghuni hostel
Lorong menuju kamar
Lorong menuju kamar
pemandangan sekitar hostel
pemandangan sekitar hostel
akomodasi

Lebih Dekat Dengan Alam di Milford Sound Lodge

Milford Sound Lodge
Milford Sound Lodge

Apa yang ada dalam bayanganmu saat mendengar kata forest cabin? Sebuah kabin yang terletak di tengah hutan? Kalo saya sih ngebayanginnya sebuah bangunan yang ada di tengah hutan yang gelap di dalam sana yang sulit untuk diakses dan dipenuhi oleh banyak monster di malam hari yang siap untuk membunuhmu kapan saja. Itu sih film Cabin in the Wood, entah kenapa tiap inget forest cabin ingetnya cabin in the wood haha.

Forest cabin yang ini nggak seserem cabin in the wood, karena lokasinya nggak ditengah hutan banget, masih deketlah sama jalan raya walaupun jalan rayanya itu juga ditengah hutan yang nggak dilalui angkot, ojeg atau becak. Kabin ini terletak di Milford Sound Highway. Forest cabin yang mau saya ceritakan di sini adalah forest cabin yang berada di Piopiotahi. Di mana itu Piopiotahi? Namanya kok aneh yaa. Piopiotahi itu adalah nama lain dari Milford Sound. Nah Milford Sound itu adalah bagian dari Fiordland National Park. Continue reading “Lebih Dekat Dengan Alam di Milford Sound Lodge”

akomodasi

Pengalaman Menginap di Chateau Franz Backpackers

Pemandangan dari jendela kamar, pegunungan dengan puncak diselimuti salju itu sangat dekat sekali
Pemandangan dari jendela kamar, pegunungan dengan puncak diselimuti salju itu sangat dekat sekali

Dari sekian banyak penginapan yang pernah saya tinggali selama traveling, saya belum pernah sama sekali benar-benar berdiam diri di penginapan selama 1 hari penuh. Biasanya saya ke penginapan cuma buat beristirahat di malam hari setelah puas berkeliling objek wisata seharian penuh. Beberapa waktu lalu saat roadtrip di Selandia Baru, saya menginap selama 12 malam di 10 penginapan yang berbeda. Namun dari semua penginapan itu, penginapan yang paling mewah buat saya adalah waktu saya berada di Westland Tai Poutini National Park. Di sini saya menginap di Chateau Franz Backpackers selama 2 malam.

Sebenarnya sih nggak ada yang istimewa pada penginapan ini, hanya saja lokasinya yang terletak diantara hutan hijau dan pegunungan membuat penginapan ini berasa keren. Saya ngerasa kayak lagi di luar negeri, kayak di film-film gitu deh haha. Pemandangan dalam perjalanan waktu mau ke sini itu dikelilingi hutan di kanan kiri jalan, keren deh. Tapi sayang, sayang banget saya nggak bisa explore ke hutan dan gunung di dekat penginapan ini karena cuaca saat itu sedang tidak bersahabat.

Tadinya tujuan kami ke Franz Josef ini buat hiking dan ngeliat glaciers dari kejauhan tapi apa daya, selama 2 hari di sana kami diberikan hujan yang sangat awet dan dingin dari pertama kali datang di sore hari sampai malam hari, berlanjut sampai keesokan harinya dan sampe besoknya lagi. Batal deh rencana kami buat keluar liat sesuatu yang hijau (hutan) dan putih (gleciers). Saya cuma kepengen hiking doang seharian penuh, dan si cici kepengen heli hike pake helikopter tapi tapi tapi gak jadi 😦

Sedih kan kalo udah jauh-jauh pergi ke tempat impian eh malah cuma ngejogrog di kamar doang seharian. Tapi saya sih positip tingking aja deh, mungkin emang kami disuruh istirahat aja di kamar dan nggak boleh ke mana-mana. Yasudahlah, daripada manyun mendingan juga tersenyum dan menikmati hangatnya kamar yang nyaman di hari yang terus diguyur hujan.

Untungnya di sini kami dikasih fasilitas internet tak terbatas, dapet wi-fi gratisan di tengah hutan tanpa harus membayar itu anugerah terbesar buat saya. Jadi kan gak mati gaya di kamar, kami bisa puas mengabari orang rumah kalo kami lagi berada di suatu taman nasional bernama Westland Tai Poutini National Park, yah walopun gak masuk ke hutannya langsung sih. Saya bisa posting foto di path dan bikin sirik orang kantor yang pada nebak-nebak saya lagi di mana haha.

Selain itu di kamar ini juga dilengkapi dengan fasilitas kamar mandi di dalam kamar, lemari es, pemanas air minum, piring, sendok, garpu, gelas, teh, mini kitchen gitu dehh. Tinggal ditambah rice cooker jadilah dapur pribadi yang bisa dipake buat masak. Di kamar ini juga dilengkapi dengan fasilitas TV kabel. Asik kaan bisa nonton kartun, film dan siaran berita New Zealand dalam bahasa Maori, walaupun saya nggak ngerti artinya. Saya cuma bisa nyimak sambil mendengarkan bahasanya yang agak-agak mirip kayak bahasa india. Yang baca berita orang bule tapi bahasanya nggak familiar kan aneh aja gitu hehe. Setelah puas nonton siaran berita bahasa Maori, saya pun mengganti channel ke film kartun, menyambut natal di tv banyak ditayangin film-film kartun bertema natal yang bagus. Jadi selama 2 hari itu saya cuma tidur-tiduran pake kaos kaki wool sambil selimutan dan nonton tv, sambil ngemil Doritos.

Kalo udah bosen nonton tv saya ngelongok ke jendela dan liatin cuaca di luar kamar berharap hujan akan segera reda, tapi mah ujan aja terus sampe besoknya. Saya nggak nyadar kalo ternyata dari jendela kamar bisa liat pegunungan dengan puncak yang diselimuti salju karena sehari sebelumnya nggak keliatan kalo ada gunung, kan ketutupan kabut terus. Baru ngeh pas mau check out.

Resepsionis
Resepsionis
Setelah ngambil kunci kamar di resepsionis
Ambil kunci kamar dan bayar buat 2 malam Resepsionis
Kamarku
Kamar yang nyaman
TV di kamar
Nonton film kartun di kamar
Pojokan kamar tempat buat nyimpen bahan makanan (dapur darurat)
Pojokan kamar tempat buat nyimpen bahan makanan (dapur darurat)
Singing in the shower.. Kamar mandinya mungil sampe susah gerak
Singing in the shower.. Kamar mandinya mungil sampe susah gerak
Siaran berita dalam bahasa Maori
Siaran berita dalam bahasa Maori
Saking malesnya masak di dapur bersama, lebih memilih masak indomie di kamar
Saking malesnya masak di dapur bersama, lebih memilih masak indomie di kamar
Pojokan kamar
Pojokan kamar
Dapur bersama dan 2 cowok brazil (dan italia?) yang bikin saya ngikik selama nongkrong di dapur
Dapur hostel dan 2 cowok brazil (dan italia?) yang obrolannya bikin saya ngikik selama nongkrong di dapur

Saya memesan penginapan ini 2 bulan sebelum keberangkatan, melalui website hostelworld. Saya sengaja memesan melalui website hostelworld supaya saya bisa ngutang dulu, ehh ngutang, ssst jangan bilang-bilang hahaha. Kalo pesan langsung di websitenya kan harus langsung bayar, saya sengaja pilih yang cuma bayar dp dulu buat jaga-jaga kalo seandainya nggak jadi nginep di sini, kan ga rugi 150 dolar jadinya. Saya milih kamar tipe Standard Double Bed Private Ensuites yang terletak di lantai 2.

Di sini banyak free-nya tapi saya cuma menikmati wi-fi gratisan doang, breakfast gak kebagian karena bangunnya kesiangan terus, hot soup gak kebagian karena ngerem di kamar terus, pas turun ke bawah udah kosong pancinya, hot bubbly spa pool juga gak nyobain karena gak nanya di mana tempatnya dan emang gak kepengen juga, pop corn juga nggak makan karena males bikin haha. Kebangetan banget yaaak hahaha.

Confirmation email from hostelworld
Confirmation email from hostelworld

Ini lho gretongannya
FREE unlimited WIFI and international phone calls.
FREE luggage storage and a safe for valuables.
FREE breakfast.
FREE hot bubbly spa pool.
FREE hot soup in the evenings.
FREE popcorn to eat while watching DVDs.
FREE tea and coffee.

Booking di mana?
http://sircedrics.co.nz/hostels-franz-josef/chateau-franz/

Nggak ada gunung
Nggak ada gunung
Keesokan harinya tiba-tiba ada gunung muncul di belakang hostel, Uwow MAGIC!!! :-D
Keesokan harinya tiba-tiba ada gunung muncul di belakang hostel, Uwow MAGIC!!! 😀