Iseng Doang

Menabung Mimpi

Bukan di Eropa, tapi di Gyeongju, Korea Selatan
Bukan di Eropa, tapi di Gyeongju, Korea Selatan

Tadi sore saya gak sengaja liat twitnya Trinity Traveler yang isinya kurang lebih begini, “Merencanakan perjalanan itu kadang lebih menyenangkan daripada perjalanan itu sendiri”

Coba ngacung siapa yang setuju dengan twitnya Mbak T ini? *ngacung tinggi-tinggi*

Saya pun berpendapat demikian karena saat ini saya lagi semangat-semangatnya merencanakan perjalanan yang nggak kalah menarik dari destinasi sebelumnya dan nggak kalah menantang. Menantang dalam artian budgetnya yang menantang, fiuhhh. Tahun-tahun sebelumnya, sebelum melakukan perjalanan ke mana saja saya selalu semangat setiap merencanakan perjalanannya. Dimulai dengan tahapan awal yaitu ngayal alias membangun mimpi, dari yang awalnya cuma liat foto-foto tsakep di internet kemudian mulai bikin daftar mimpi random, selanjutnya saya akan berjuang untuk mewujudkannya. Ketika perjalanan sudah terlaksana, ya udah lupa aja lagi.

Milford Sound, New Zealand
New Zealand Fur Seal sedang berjemur Milford Sound, New Zealand

Baiklah, tahapan yang paling seru dalam merencanakan perjalanan itu adalah ngayalnya. Saya suka ngayal jalan-jalan ke tempat yang sebelumnya nggak ada dibayangan saya. Berkat adanya teknologi bernama internet, kini saya bebas ngayal kelayapan ke tempat tsakep sambil liatin foto-fotonya. Kalo boleh ngayal, saya pengen banget traveling tanpa dibatasi waktu dan biaya. Tapi yang namanya hidup kita kudu berjuang untuk dapat bertahan hidup di belantara kota Jakarta. Jangankan ke luar negeri, buat memenuhi kebutuhan bulanan aja udah Alhamdulillah. Realistis aja saya mah.

Jadi begini ceritanya, seandainya, seandainya yaaa. Seandainya saya punya waktu dan duit banyaaaaak sekali saya akan melakukan perjalanan lintas negara dan benua. Dimulai dari benua asia tempat saya tinggal, startnya dari bandara Soekarno Hatta, kemudian langsung loncat ke benua Eropa. Nah Eropa itu kan luas, nanti ceritanya (ngayal doang) saya bakalan keliling Eropa dimulai dari Paris, Perancis. Bersepeda menyusuri perkebunan anggur di pedesaan di Perancis, berjalan kaki di gang-gang sempit di pedesaan sambil mampir ke café kecil untuk menikmati secangkir cokelat panas, duduk-duduk bermalas-malasan di depan menara eiffel sambil makan pisang goreng. Kemudian dilanjutkan dengan perjalanan sampai ke negara tetangganya yaitu  Spanyol, Camino de Santiago sambil menggendong ransel yang nggak berat-berat amat. Camino Frances, Santiago de Compostela, entahlah saya belum selesai googling tentang si camino ini jadi kurang paham, kalo boleh milih saya mendingan naik sepeda daripada jalan kaki, nggak kebayang capeknya hihi.

Ok, lanjut! Dari Spanyol perjalanan dilanjutkan ke Portugal, tanggung kan deket sama Spanyol. Dari Portugal langsung terbang ke Jerman ke Schloss Neuschwanstein, ke Nuremberg, Berlin dan kota-kota lain untuk kopi darat dengan teman-teman blogger multiply di Jerman yang sekarang udah hilang kontak. Menikmati romantisnya kota Praha di Ceko. Berjalan kaki menyusuri kastil-kastil di Polandia. Tidak lupa mampir untuk mengejar aurora di Swedia dan Norwegia. Oh iya, lanjut lagi ke Inggris buat nemuin si Muse di Brimingham dan numpang di kosannya buat menghemat akomodasi, lalu ke Staveley, Cumbria. Terbang lagi ke Dublin buat menikmati melownya kota Dublin yang saya kenal dari novel chicklit yang pernah saya baca jaman saya masih rajin baca buku. Dari situ langsung terbang ke Kulusuk, Greenland. Nah dari Greenland dilanjutkan ke Kanada untuk mengunjungi pegunungan Alberta, Jesper National Park, Prince Edward Island, ke tempat yang belum saya tuju entah ke mana. Dilanjutkan lagi terbang ke Alaska, gara-gara nonton the Proposal, wuihh. Dari belahan bumi bagian utara, dilanjutkan ke belahan bumi bagian selatan yaitu New Zealand (lagi), masih kepengen ke New Zealand deh! Udah ah jangan banyak-banyak ngayalnya, ntar gila loh haha, yang pasti-pasti aja deh.

Sebenernya saya masih kepengen posting cerita perjalanan saya ke New Zealand dan Australia beberapa bulan yang lalu tapi semangatnya keburu ilang, ketimpa dengan rencana perjalanan yang baru. Selama sebulan terakhir ini saya jarang posting karena lagi sibuk mempersiapkan perjalanan saya. Saya sibuk di depan layar computer ngotak-atik google map, browsing tempat-tempat menarik yang bisa dijadikan bucketlist, mengukur jarak antara titik satu dengan titik lainnya di google map, mencari akomodasi dan tiket termurah yang masuk dalam budget saya, sampai browsing mengenai pengalaman orang-orang yang sudah pernah apply visa melalui berbagai kedutaan.

Piopiotahi
Piopiotahi

Setiap hari saya masih ngecek kejelasan aplikasi visa saya melalui website tapi sampai saat ini belum ada kabar. Dari sekian sedikit visa yang pernah saya ajukan, visa korealah yang paling lama prosesnya yaitu semingguan. Untuk visa transit Australia dan visa turis New Zealand hanya memakan waktu 3 hari kerja, cepet banget kan! Untuk visa schengen ini, entahlah akan memakan waktu berapa lama.  Lah ujung-ujungnya ngomongin visa lagi *tepok jidat*

Untuk saat ini, saya nggak kepengen apa-apa, saya cuma pengen visa saya diapprove, udah itu doang. Ngomongin soal merencanakan perjalanan, ada nggak sih tempat yang pengen banget kalian datengin? Kalo ada, kenapa alasannya?

Advertisement