Traveling

24 Jam di Melbourne

CIMG9437
Sungai Yarra

Yay Australia again! Ini adalah kali kedua saya menginjakkan kaki di negeri kangguru. Kali ini saya berkesempatan untuk mengunjungi Melbourne. Dengan berbekal tiket Air Asia seharga 1,5 juta dari Jakarta dan visa transit Australia, saya bisa bebas menyasarkan diri di Australia dalam waktu maksimal 72 jam atau 3 hari. Kenapa saya apply visa transit, bukan visa turis? Karena saya nggak lama di Australia, kan cuma transit doang. Nenek-nenek juga tau hahaha Continue reading “24 Jam di Melbourne”

Advertisement
Traveling

Lone Pine Koala Sanctuary

Lone Pine Koala Sanctuary
Lone Pine Koala Sanctuary

Berkunjung ke Australia belum lengkap tanpa berfoto dengan kangguru dan koala. Sebagai binatang khas Australia ini, keduanya memiliki keunikan tersendiri. Koala dengan bulunya yang kasar dan mata besarnya bagaikan boneka hidup. Saya berkesempatan menggendong koala saat mengunjungi Lone Pine Koala Sanctuary. Dengan membayar biaya sebesar 16 dolar Australia saya mendapatkan kesempatan untuk menggendong dan berfoto dengan koala. Continue reading “Lone Pine Koala Sanctuary”

Traveling

B2, Transit dan Sydney Airport

20141224_100348

Apa yang akan kamu lakukan saat transit di bandara tersibuk nomor 1 di Australia dalam waktu 8-9 jam? Mungkin kamu akan menyempatkan untuk keluar dari bandara dan melakukan perjalanan ke pusat kota Sydney dalam waktu seharian. Tadinya rencana saya juga begitu, tapiii karena udah tepar 15 hari di jalan maka saya mengurungkan niat saya. Saya sempat galau lumayan lama setelah turun dari pesawat Air New Zealand yang telah membawa saya ke Sydney International Airport pagi itu. Setelah keluar dari pesawat, hal pertama yang saya lakukan adalah mengambil brosur The Official Sydney Guide English Edition, kemudian saya masuk ke toilet wanita ikutan antri diantara para emak-emak bule. Continue reading “B2, Transit dan Sydney Airport”

Traveling

Dipalak di Brisbane

Brisbane di malam hari
Di sebelah North Quay Citycat Terminal

Suatu hari di bulan Mei 2013 saya bersama dengan 5 orang teman dari Indonesia dan 2 orang teman Myanmar ucluk-ucluk jalan ke pusat kota Brisbane untuk mengexplore Brisbane. Saat itu adalah hari pertama kami di Brisbane dan berbekal info dari teman-teman yang sebelumnya udah pernah ke sini, kami pun nekad keliling Brisbane tanpa ada yang tau jalan. Continue reading “Dipalak di Brisbane”

Tiket Pesawat

Terbang dengan AirNZ [NZRoadTrip]

Ok, mari kita lanjutkan dengan postingan ke-4 hari ini. Mumpung lagi produktif ngeblog hehe. Kali ini saya akan menceritakan pengalaman saya terbang dengan pesawat Air New Zealand. Air NZ maskapai milik Selandia Baru ini memang keren. Sejak jauh-jauh hari saya sudah membuat Airpoints, kartu frequent flyer milik AirNZ, buat iseng-iseng doang sih. Sebenarnya saya gak harus naik ini sih, naik apa aja bisa yang penting tiketnya murah dan selamat sampai tujuan.

Setelah puas berpetualang selama 14 hari di jalan, tiba juga saatnya bagi kami untuk mengucapkan selamat tinggal sampai jumpa kepada New Zealand. Di hari ke-15 perjalanan saya, saya harus meninggalkan Christchurch dan kembali ke Indonesia.

Tanggal 24 Desember 2014, tepat pukul 3 dini hari, alarm ponsel saya berbunyi, berarti tiba saatnya bagi kami untuk segera mandi, berkemas meninggalkan Christchurch Canterbury House dan bergegas ke bandara. Kami berusaha untuk tidak membangunkan pemilik rumah dan tamu lainnya. Namun saat akan meninggalkan rumah, si om pemilik rumah terbangun dan melihat kami pergi. Yahh ketauan deh, kayak maling aja haha. Saat keluar rumah, langit Christchurch masih tampak gelap dan suara angin terdengar cukup kencang diiringi dengan hembusan angin yang cukup dingin. Continue reading “Terbang dengan AirNZ [NZRoadTrip]”

Traveling

Suatu Hari di Bandara

H-5
Malam itu saya tidak bisa memejamkan mata, lutut saya lemas, jantung saya berdegup kencang dan keringat dingin mengucur deras dari dahi saya. Saya tidak sedang tidak enak badan, saya juga tidak sedang sakit atau stress. Saya hanya terlalu semangat karena 5 hari lagi saya akan berangkat menuju negara kangguru untuk kedua kalinya. Perjalanan kali ini saya tidak dibiayai oleh pemerintah Australia seperti pada perjalanan tahun sebelumnya ketika saya mendapatkan beasiswa. Kali ini saya harus merogoh kocek sendiri demi mewujudkan impian saya, yaitu mengunjungi negara kiwi. Perburuan saya membuahkan hasil, dengan kesabaran dan tekad yang kuat serta menahan kantuk, dari hasil perburuan tiket selama beberapa hari di tengah malam akhirnya saya mendapatkan tiket dengan harga 1,5 juta rupiah sekali jalan untuk tujuan keberangkatan Tullamarine Airport, Melbourne. Tiket ini termasuk murah apabila dibandingkan dengan tiket keberangkatan saya ke Brisbane tahun sebelumnya. Dulu saya menggunakan Singapore Airlines, kalo bayar sendiri entah berapa lama saya harus menabung untuk membeli tiket Singapore Airlines. Continue reading “Suatu Hari di Bandara”

Uncategorized

Akhirnya jadi juga… Visanya

Hari jumat minggu yang lalu hampir seharian saya selalu dapet panggilan telepon, mulai dari si bos yang lagi dines ke daerah, mas sales, temen kuliah, sampe dari kedutaan Australia.

Ini sih yang paling saya tunggu-tunggu, pagi-pagi sekitar jam 9an saya dapet telepon dari nomor ga dikenal. Suara mbak-mbak di telepon suaranya kok familiar kayak pernah denger gitu. Dia menanyakan rencana kedatangan saya ke Australia, kapan, berapa lama dan ke kota apa aja. Padahal kan di itinerary dan dokumen permohonan aplikasi visa sudah dilampirkan tiket pesawat pergi pulang. Mungkin untuk konfirmasi aja kali supaya lebih jelas. Terakhir si mbaknya bilang, “Ok sebentar lagi visanya akan keluar”. Yippiiiieyyy

Saya santai aja soal visa transit ini, soalnya udah dapet visa nz-nya. Siangnya sekitar jam 12an saya ngecek email, visa transitnya udah dikirim. Waktu saya liat nama pengirimnya, saya sampe mikir mencoba inget-inget gitu, kok ga asing yah. Sepertinya ga asing deh. Oalah ternyata dulu saya pernah bertemu dan ngobrol dengan mbak visa ini waktu di Menteng.

Visa udah beres, hostel dan tiket bus juga udah dibooking. Sekarang yang saya pusingin adalah biaya hidup selama di sana, tiap hari saya ngecek website BI liatin kurs dolar, kali aja abis pelantikan presiden nanti kursnya turun drastis, amin. Saya stress kali liat kurs dolar, kapan ya bisa kembali lagi ke angka dibawah 5000 rupiah. Baiklah saya akan kembali bekerja. Selamat berhari senin teman-teman!!

Uncategorized

Custom Australia Ribet?

image

Dulu sebelum berangkat ke Australia saya banyak googling tentang apa saja yang boleh dan tidak boleh dibawa masuk ke Australia. Setelah baca sana-sini saya semakin parno dengan peraturan Custom and Border Australia. Ada yang bilang kalau kita ga boleh bawa biji-bijian, kerajinan tangan, ga boleh bawa abon, saos sambal, dll.  Waduh gimana kalo nanti saya kena cegat karena ketauan bawa barang terlarang pas di bandara dan harus membayar denda?  Saya sempat stres mikirin ini lho. Saya sampe ninggalin souvenir gantungan kunci etnik buat oleh-oleh di Oz di rumah.

Sebagai orang Indonesia, rasanya ga afdol kalo kita ga makan saos atau sambel. Di luar negeri mana ada warung yang jual saos eceran, jadi untuk mengantisisapi saya  bawa sambal terasi ABC 30 sachet. Kurang sih, tapi dicukup-cukupin aja sampe kepulanganku dari sana haha.

Ada yang bilang juga kalo kita ga boleh bawa makanan dari pesawat keluar bandara. Saya bawa coklat dari pesawat yang belum sempat saya makan di pesawat. Aman-aman aja tuh saya bawa sampai ke apateu. Teman-temanku sampe ngebuang coklat dan makanan lain sebelum melewati pemeriksaan. Tapi ga tau dah kalo bawa rendang boleh apa enggak.

Yang penting, kita harus tau apa aja barang yang boleh dan tidak boleh dibawa ke Australia. Kita bisa mendownload buku panduan dalam bahasa indonesia di sini. Semua barang bawaan harus dideclare. Saya sempat dititipkan 2 bungkus rokok oleh teman saya. Seharusnya kalo cuma 2 bungkus sih ga perlu dideclare, ada informasinya di arrival card. Tapi teteup saya ceklis di kartu kedatangan kalo saya membawa rokok, buat jaga-jaga.

Pada saat tiba di bandara dan di counter pemeriksaan imigrasi, saya ditanya petugas bawa berapa bungkus rokok dan obat-obatan apa aja. Saya bilang bawa 2 bungkus rokok dan paracetamol serta aspirin, dan pak petugas imigrasinya langsung mencoret tanda ceklis di kartu kedatangan. Ternyata ga perlu diceklis juga kan.

Setelah melewati pemeriksaan imigrasi, kita harus melewati pemeriksaan custom. Nah di sini saya mulai agak deg-degan. Ada beberapa petugas berseragam yang berjaga di pemeriksaan awal custom. Kartu kedatangan kita akan dilihat petugas bea cukai, kemudian kita akan diarahkan untuk melewati pemeriksaan x-ray atau tanpa x-ray. Kalo ga masuk ke pemeriksaan x-ray, barang bawaan dan koper akan dibaui oleh anjing pelacak. Anjing2 tersebut akan mengendus koper kita, apabila dia mencium sesuatu yang mencurigakan maka petugas akan menanyakan kita atau menyuruh untuk membuka koper atau mengarahkan kita ke antrian pemeriksaan X-ray.

Saya dulu masuk jalur pemeriksaan x-ray karena banyak tanda yang diceklis di kartu kedatangan. Kalo ga yakin, untuk lebih amannya lebih baik daftar barang bawaan di kartu kedatangan diceklis daripada dibaui anjing pelacak dan kedapatan membawa barang yang ga dideclare.

Saya dulu lolos aja bawa rokok titipan teman 1 pesawat, sambal terasi, coklat, minyak kayu putih, obat-obatan paracetamol, aspirin, apa lagi ya?

Ternyata enggak semenakutkan itu, petugasnya badannya emang guedhe-guedhe tapi ramah-ramah koq. Saya dibantu ngangkat koper yang segede gaban sama pak petugas custom, hehe. Mereka juga murah senyum, so no worries.

Jadi, kata siapa custom Australia itu rempong? Jadilah smart traveler, ga ada salahnya browsing before traveling. Happy traveling!

Uncategorized

Masih penasaran

Saya masih penasaran sama bahasa korea. Makin ke sini makin kepengen bisa lantjar tapi makin males belajar. Saya udah jarang nonton drama korea kayak dulu lagi dan jarang chatting sama teman-teman korea. Pengen lanjut ikut tes TOPIK level intermediate tapi susah banget soal-soalnya. Bingung mulai dari mana belajarnya, lagian juga ga sempet karena sibuk kerja dan kuliah. Bikin alasan aja 😀

Waktu di Australia saya sering ketemu dengan orang korea di kampus. Kadang dengan sombongnya saya memperkenalkan diri pake bahasa korea dengan teman korea dan selanjutnya mandeg, diam seribu bahasa. Lah lantjaran dia, ya iyalah. Yang lucu waktu pertama kali ketemu si Seungbae di kelasku 5 Gold, kita maen tebak-tebakan gara-gara dia ngomong pake bahasa arab tapi muka cina korea, dan saya ngomong korea tapi ga ada tampang mata sipit. Dia penasaran maksa nanyain saya dari mana haha

Di city, restoran dan swalayan atau toko korea banyak bertebaran di mana-mana. Saya pernah lewat trus mampir ke toko souvenir yang ternyata punya orang korea, saya langsung iseng nanya-nanya pake bahasa korea (padahal ga niat beli). Eh malah dikasih harga murah, tapi teteup aja saya ga beli karena ga ada duit. Maap ya bang 😀

Saya inget terakhir kali mampir ke reskor pas tengah hari bolong pas bulan puasa, barengan teman Thailand, Jepang dan Taiwan, saya jalan paling depan dan masup duluan ke reskor Wara-wara. Saat disambut ditanya mas-masnya, berapa orang? (in engerish). Saya jawabnya pake bahasa korea, dan pesan makanan pake kroya waduh sok buanget dah hehe.

image

Namwarn & Junichi makan dengan lahap

image

Ngantuk gara-gara kekenyangan makan siang di reskor, numpang tidur siang di citycat (ferry) tanpa tujuan.

Waktu diajak jalan-jalan gretong ke O’Reilly’s barengan paket tur korea sama Jaeguk, saya dikenalin ke temennya mas Jaeguk (manggilnya mas karena lebih tua dariku xixi), namanya mas Gyeongil. Saya ngomong korea dikit, eh mereka malah keterusan nyerocos pake bahasa mereka seharian. Saya cuma bisa garuk-garuk kepala sambil menyela pembicaraan mereka, “영어로 말해 주세요!” (English please!). Lagian sayanya yang belagu ngajak ngomong bahasa korea, ya kesenengan mereka ga perlu mikir pake bahasa inggris haha.

image

Nyempil sendiri di bus hyundai tour diantara orang korea

image

Antri ambil jatah makan siang

Kadang kalo lagi bete ato iseng saya suka ngobrol sama temen korea, ngoceh terus di LINE pake tulisan hangeul dan kadang-kadang ngomongin orang, soalnya teman-temanku yang lain ga pada ngerti korea kalo sampe kebaca, asik kan.

image

Entah kenapa orang korea suka banget ganti nama mereka pake nama inggris. Kalo orang jepang teteup lho pake nama jepang kayak Anna, Ayaka, Shiori, Mizuho, Azumi, Junpei, Junichi, dll.

Sedangkan orang korea pada ganti nama jadi Alex, Richard, Tony, Ted, Heather, dll (ini nama teman-temanku di kampus). Kalo saya jarang manggil teman-teman korea pake nama inggris, buatku mudah untuk menyebut nama mereka dan rasanya aneh panggil nama inggris mereka. Yang lucu si Heather, dia ga mau dipanggil Hyeonjong, maunya Heather aja. Lah pan gampangan manggil Im Hyeon Jong daripada Heather. Sak karepmu dhewe haha

Kalo inget jaman waktu ngekost di Australia bikin ngangenin. Sebagian temanku masih tinggal di Brisbane, kira-kira sedang apa ya mereka.

Saya masih suka dengan bahasa korea, rasanya ga mungkin beralih belajar bahasa rusia atau jerman hehe. Kalo kamu penasaran pengen bisa menguasai bahasa asing apa?

Uncategorized

Interview di kampus

Baiklah, sudah saatnya aku posting petualanganku selama di Australia. Dari hari pertama sampai hari ini aku terlalu asik dengan kegiatan baruku sebagai pelajar, ciehh. Eh belum dink, hehe..

Jadi, pagi ini aku dan teman-teman kudu dateng ke kampus untuk pertama kalinya. Beruntung ada teman yang bisa dijadiin guide jadi ga nyasar sampe kampus. Dari apartemen menuju kampus dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih setengah jam dengan menggunakan citycat (atau sejenis kapal kecil atau feri atau gitu dah) melintasi brisbane river.

Sesampainya di kampus kami bertemu dengan Bu Linda, staf yang bertanggung jawab mengurus semua kebutuhan kami selama di kampus. Selain kami ber-7 dari Indonesia yang mendapat beasiswa dari pemerintah Australia, ada juga 2 orang cewek dari Myanmar, Aye Mi Mi Soe dan Khaing (nama depannya lupa, susah banget bacanya. Selain itu ada juga 5 orang yang berasal dari China, nama-namanya susah aku tangkep.

Kami dikumpulkan dalam satu ruang meeting untuk perkenalan singkat dengan sesama peserta program kursus. Setelah perkenalan, selanjutnya kami harus menjalankan proses interview dengan salah satu dari beberapa pengajar. Pengajar/interviewer pertama yang mendatangi kami adalah seorang mbak-mbak bule, cantik. Dia memilih salah satu dari kami untuk diinterview ke ruangannya. Kemudian datang lagi seorang interviewer cowok, muda dan ganteng, pas banget buatku haha. Waktu dia datang dan melihat kami, dalam hati aku langsung ngarep dipanggil, “Pick me! Choose me!”

Dan taraaa! Akhirnya aku yang dipilih haha. Bukannya diajak masup ke ruangan dosen, malah diajak turun tangga dan duduk-duduk dipojokan jendela kaca lantai 4 sambil liat pemandangan pepohonan yang adem, sambil diinterview pastinya. Duuh romantisnya, haha..

Lain lagi cerita teman cowokku waktu diinterview sama dosen cewek, lama buanget kagak kelar-kelar. Dia grogi pas liat mata dosennya, cantik banget katanya haha! Ada sekitar 3 sampai 5 orang interviewer, mereka memilih salah satu dari kami untuk diinterview.

Setelah interview singkat, kami diajak kumpul di ruang meeting lagi, berfoto bersama, kemudian perkenalan lingkungan kampus jalan-jalan keliling kampus dan nemuin ini.

image

Banyak pemandangan bagus di kampus, banyak taman, pohon, dan banyak burung, salah satunya burung ibis ini. Siang ini setelah acara perkenalan awal selesai, acara kami bebas. Sambil nungguin temen-temen cowok sholat jumat, aku dan teman-teman yang lain nongkrong di kampus sambil mengamati orang-orang lewat, seru deh. Pemandangan waktu lagi di citycat kemarin juga ga kalah indah 😛

image