Pesawat yang akan membawaku ke Paris dari Abu Dhabi
Saya inget banget kapan saya beli tiket pesawat untuk perjalanan saya ke Eropa beberapa bulan yang lalu. Saat itu hari minggu, saya baru aja pulang dari kondangan bersama dengan keluarga jam 10 malam. Seperti biasa, ritual saya setiap malam adalah menyeterika baju kerja dengan tangan kanan, dan tangan kiri saya memegang hape. Entah setan apa yang merasuki saya, tiba-tiba saya membuka website kayak dan menemukan tiket pesawat ke Eropa dengan harga yang lebih rendah daripada biasanya. Selama ini saya selalu memantau pergerakan harga tiket melalui aplikasi di telepon seluler saya. Ketika saya melihat harga tiketnya yang nggak sampai 7 juta, maka saya pun langsung menyelesaikan setrikaan saya dan langsung buka laptop. Continue reading “Pengalaman Terbang Dengan Etihad”→
Perjalanan saya ke Eropa tahun 2015 ini bisa dibilang perjalanan yang nekad karena saya baru aja kembali dari perjalanan yang menguras rekening ke Selandia Baru (dan Australia) selama 15 hari 9 bulan sebelumnya, itu masih baru ya haha. Kemudian setelah pulang dari New Zealand saya dikejar mimpi saya yang lainnya yaitu mengunjungi benua Eropa. Saya mikir sambil galau gitu, saya mau ke mana lagi tahun 2015, masak ke New Zealand lagi, kayak gak ada negara lain aja! Dunia itu luas, bro!
Kemudian setelah sukses membeli tiket pesawat ke Eropa saya mulai rajin buka twitter dan browsing tentang negara-negara cantik lainnya. Saya jatuh cinta pada pandangan pertama saat melihat twit penampakan aurora borealis dan pemandangan Iceland. Yupp, saya langsung kepikiran terus deh sama Iceland. Kemudian Iceland pun menjadi bucketlist saya di tahun 2015 ini. Continue reading “Persiapan ke Iceland”→
Ahh saya mah nggak apa apa ribet, yang penting urusan perut nomor satu. Karena jalan-jalan intu melelahkan, capek dan membutuhkan energi dan stamina yang tinggi. Saya sering diketawain kalo ketauan bawa travel/mini rice cooker pas jalan-jalan, kesannya kok ya ribet banget padahal cuma buat memenuhi urusan perut satu orang. Akan lebih praktis kalo saya jajan di luar atau masak aja dengan menggunakan fasilitas yang ada di hostel. Nggak semua hostel di luar negeri menyediakan rice cooker. Saya nggak bisa masak nasi tanpa rice cooker, kalo ada dandang atau kukusan sih saya masih bisa, kalo cuma panci doang saya nggak bisa. Continue reading “Jalan-jalan dan Nasi”→
26 hari yang lalu, tepat tanggal 30 September 2015 saya dan 3 orang teman melakukan perjalanan impian kami, menjelajah Islandia dari bagian barat ke arah selatan, ke timur sampai ke utara, sampai ke Reykjavik. Untuk road trip kali ini saya menyebutnya dengan sebutan ‘Ekspedisi Aurora’, supaya keliatan keren aja sih, hehe. Bukan bukan, ini bukan projectnya National Geographic atau BBC Earth, seperti yang biasa saya tonton setiap malam di tv berlangganan, ini cuma project asal-asalan kami yang didanai oleh kami, dan untuk kami sendiri, demi mewujudkan cuta-cita kami menjelajah The Land of Ice and Fire, Iceland. Continue reading “Ekspedisi Aurora”→
Sekarang saya mau cerita pengalaman ketika pertama kali tiba di Paris setelah menempuh perjalanan selama 2 hari dari Indonesia (kan transitnya lama). Dari setiap perjalanan, pengalaman yang paling saya tunggu-tunggu saat memasuki negara baru adalah proses pemeriksaan keimigrasian di counter imigrasi. Saya suka aja gimana deg-degannya kalo kudu menghadapi interview singkat sama abang imigrasi di luar negeri. Continue reading “Percakapan Singkat Dengan Abang Imigrasi di Paris”→
Penerbangan dicancel
Beberapa hari yang lalu pas lagi lembur di kantor saya dapet sms pemberitahuan dari Air Asia bahwa penerbangan saya dari Jakarta ke Kuala Lumpur pada hari selasa nanti dibatalkan, dan penerbangan saya diganti ke penerbangan di jam berikutnya. Saat itu saya langsung panik dong. Continue reading “Pre Departure Story”→
Eciyeehh udah bikin postingan ini aja, berangkatnya juga belom hehe. Kali ini saya mau berbagi tips cara ngedapetin tiket pesawat murmer ke yurop, walaupun dolar amerika dan euro lagi melambung tinggi, abaikan saja, kan belinya pake kurs malaysia ringgit (padahal mah gak ngaruh)
Beberapa hari setelah saya pulang dari New Zealand saya mulai menabung mimpi lagi, yaitu mimpi ke yurop di tahun 2015. Saya mulai daftar newsletter airlines timur tengah seperti Emirates dan Qatar Airways, karena cita-cita saya kepengen terbang ke yurop dengan kedua airlines tersebut. Tapi saya nggak menutup kemungkinan terbang dengan maskapai lain seperti KLM atau Air France kalo harga tiketnya lebihmurah. Continue reading “Pengalaman Berburu Tiket Pesawat ke Eropa”→
Dokumen untuk ditukarkan dengan selembar stiker visa
“Waduh rekeningnya minim banget, nggak ada dana di rekening lain? Punya orang tua, kakak?”
Saya masih saja teringat saran petugas aplikasi visa ketika akan mengajukan berkas aplikasi visa Schengen 2 minggu yang lalu. Saran dia benar, sayanya aja yang ndableg, udah tau mau ke Yurop malah masukin dana pas-pasan. Eropa, apa yang ada di pikiranmu saat mendengarkan kata Eropa? Perjalanan seru? Iya! Keren? Pastinya! Mahal? Banget! Visanya ribet? Entahlah. Continue reading “Mengurus Visa Schengen Melalui Kedutaan Denmark”→
Tadi sore saya gak sengaja liat twitnya Trinity Traveler yang isinya kurang lebih begini, “Merencanakan perjalanan itu kadang lebih menyenangkan daripada perjalanan itu sendiri”
Coba ngacung siapa yang setuju dengan twitnya Mbak T ini? *ngacung tinggi-tinggi*
Saya pun berpendapat demikian karena saat ini saya lagi semangat-semangatnya merencanakan perjalanan yang nggak kalah menarik dari destinasi sebelumnya dan nggak kalah menantang. Menantang dalam artian budgetnya yang menantang, fiuhhh. Tahun-tahun sebelumnya, sebelum melakukan perjalanan ke mana saja saya selalu semangat setiap merencanakan perjalanannya. Dimulai dengan tahapan awal yaitu ngayal alias membangun mimpi, dari yang awalnya cuma liat foto-foto tsakep di internet kemudian mulai bikin daftar mimpi random, selanjutnya saya akan berjuang untuk mewujudkannya. Ketika perjalanan sudah terlaksana, ya udah lupa aja lagi.
New Zealand Fur Seal sedang berjemur Milford Sound, New Zealand
Baiklah, tahapan yang paling seru dalam merencanakan perjalanan itu adalah ngayalnya. Saya suka ngayal jalan-jalan ke tempat yang sebelumnya nggak ada dibayangan saya. Berkat adanya teknologi bernama internet, kini saya bebas ngayal kelayapan ke tempat tsakep sambil liatin foto-fotonya. Kalo boleh ngayal, saya pengen banget traveling tanpa dibatasi waktu dan biaya. Tapi yang namanya hidup kita kudu berjuang untuk dapat bertahan hidup di belantara kota Jakarta. Jangankan ke luar negeri, buat memenuhi kebutuhan bulanan aja udah Alhamdulillah. Realistis aja saya mah.
Jadi begini ceritanya, seandainya, seandainya yaaa. Seandainya saya punya waktu dan duit banyaaaaak sekali saya akan melakukan perjalanan lintas negara dan benua. Dimulai dari benua asia tempat saya tinggal, startnya dari bandara Soekarno Hatta, kemudian langsung loncat ke benua Eropa. Nah Eropa itu kan luas, nanti ceritanya (ngayal doang) saya bakalan keliling Eropa dimulai dari Paris, Perancis. Bersepeda menyusuri perkebunan anggur di pedesaan di Perancis, berjalan kaki di gang-gang sempit di pedesaan sambil mampir ke café kecil untuk menikmati secangkir cokelat panas, duduk-duduk bermalas-malasan di depan menara eiffel sambil makan pisang goreng. Kemudian dilanjutkan dengan perjalanan sampai ke negara tetangganya yaitu Spanyol, Camino de Santiago sambil menggendong ransel yang nggak berat-berat amat. Camino Frances, Santiago de Compostela, entahlah saya belum selesai googling tentang si camino ini jadi kurang paham, kalo boleh milih saya mendingan naik sepeda daripada jalan kaki, nggak kebayang capeknya hihi.
Ok, lanjut! Dari Spanyol perjalanan dilanjutkan ke Portugal, tanggung kan deket sama Spanyol. Dari Portugal langsung terbang ke Jerman ke Schloss Neuschwanstein, ke Nuremberg, Berlin dan kota-kota lain untuk kopi darat dengan teman-teman blogger multiply di Jerman yang sekarang udah hilang kontak. Menikmati romantisnya kota Praha di Ceko. Berjalan kaki menyusuri kastil-kastil di Polandia. Tidak lupa mampir untuk mengejar aurora di Swedia dan Norwegia. Oh iya, lanjut lagi ke Inggris buat nemuin si Muse di Brimingham dan numpang di kosannya buat menghemat akomodasi, lalu ke Staveley, Cumbria. Terbang lagi ke Dublin buat menikmati melownya kota Dublin yang saya kenal dari novel chicklit yang pernah saya baca jaman saya masih rajin baca buku. Dari situ langsung terbang ke Kulusuk, Greenland. Nah dari Greenland dilanjutkan ke Kanada untuk mengunjungi pegunungan Alberta, Jesper National Park, Prince Edward Island, ke tempat yang belum saya tuju entah ke mana. Dilanjutkan lagi terbang ke Alaska, gara-gara nonton the Proposal, wuihh. Dari belahan bumi bagian utara, dilanjutkan ke belahan bumi bagian selatan yaitu New Zealand (lagi), masih kepengen ke New Zealand deh! Udah ah jangan banyak-banyak ngayalnya, ntar gila loh haha, yang pasti-pasti aja deh.
Sebenernya saya masih kepengen posting cerita perjalanan saya ke New Zealand dan Australia beberapa bulan yang lalu tapi semangatnya keburu ilang, ketimpa dengan rencana perjalanan yang baru. Selama sebulan terakhir ini saya jarang posting karena lagi sibuk mempersiapkan perjalanan saya. Saya sibuk di depan layar computer ngotak-atik google map, browsing tempat-tempat menarik yang bisa dijadikan bucketlist, mengukur jarak antara titik satu dengan titik lainnya di google map, mencari akomodasi dan tiket termurah yang masuk dalam budget saya, sampai browsing mengenai pengalaman orang-orang yang sudah pernah apply visa melalui berbagai kedutaan.
Piopiotahi
Setiap hari saya masih ngecek kejelasan aplikasi visa saya melalui website tapi sampai saat ini belum ada kabar. Dari sekian sedikit visa yang pernah saya ajukan, visa korealah yang paling lama prosesnya yaitu semingguan. Untuk visa transit Australia dan visa turis New Zealand hanya memakan waktu 3 hari kerja, cepet banget kan! Untuk visa schengen ini, entahlah akan memakan waktu berapa lama. Lah ujung-ujungnya ngomongin visa lagi *tepok jidat*
Untuk saat ini, saya nggak kepengen apa-apa, saya cuma pengen visa saya diapprove, udah itu doang. Ngomongin soal merencanakan perjalanan, ada nggak sih tempat yang pengen banget kalian datengin? Kalo ada, kenapa alasannya?