Judulnya udah minta pengen diunfollow nggak sih? Beuh gaya bener, impulsif kok ya ke Kanada, bukannya ke Bandung atau ke Jogja gitu. Kan saya aneh orangnya haha. Hmm sebenarnya saya termasuk orang yang teratur dan serba terencana apabila berurusan dengan dunia perjalanan, apalagi yang jauh.
Taraa! Beberapa hari yang lalu saya iseng-iseng ngecek prakiraan cuaca dengan menggunakan aplikasi yang ada di telepon pintar dan angka yang tertera di salah satu kota di Alaska mencapai -20° celcius uwow! Untung saya udah pulang. Kaya apa ya rasanya kena suhu -20°C, saya penasaran juga. Mungkin lain kali saya harus kelayapan pas musim dingin ke negara 4 musim.
Kalo ditanya dari perjalanan sebulan yang lalu mana negara bagian dari 2 negara di Amerika Utara antara Alaska dan Alberta yang paling saya sukai, jawabannya adalah… dua-duanya hehe. Saya suka Alaska dan saya juga suka Kanada (Alberta), sukaaaaaaaaa banget! Saya mau kalo disuruh ke sana lagi dan dibayarin 😀 Continue reading “Alaska versus Alberta”→
Lake Louise saat summer, tempat yang akan dikunjungi nanti. Foto dari sini
Haiii.. Ehmm nganu, nganu.. Ada temen saya yang bikin open trip ke Kanada, kira-kira ada diantara teman-teman yang tertarik untuk bergabung nggak? Trip ini emang ke Kanada, tapi bukan ke kotanya, dia mah anti mainstream, mainnya ke tempat-tempat nggak biasa alias ketjehh abis. Continue reading “Open Trip ke Kanada”→
안녕하세요! 또 만나요! 오늘 블러그 주제가 여행이다. 여행! 혹시 여행 좋아해요? 나두 여행 아주 많이 너무 좋아해.. 오랜만에 학국어 겅부 못 해요. 그래서 인도네시아어 쓸 거야 . 오케이 시작!!
Belum lama waktu baru pulang dari Yurop ujug-ujug saya liat status orang di Socmed yang posting foto gunung dan di Afrika. Foto itu mirip dengan pemandangan yang sering saya liat di chanel Nat Geo Wild. Widihh ada yang mau ke Afrika!! *sirik tingkat tinggi Continue reading “Ajakan Jalan”→
Tadi sore saya gak sengaja liat twitnya Trinity Traveler yang isinya kurang lebih begini, “Merencanakan perjalanan itu kadang lebih menyenangkan daripada perjalanan itu sendiri”
Coba ngacung siapa yang setuju dengan twitnya Mbak T ini? *ngacung tinggi-tinggi*
Saya pun berpendapat demikian karena saat ini saya lagi semangat-semangatnya merencanakan perjalanan yang nggak kalah menarik dari destinasi sebelumnya dan nggak kalah menantang. Menantang dalam artian budgetnya yang menantang, fiuhhh. Tahun-tahun sebelumnya, sebelum melakukan perjalanan ke mana saja saya selalu semangat setiap merencanakan perjalanannya. Dimulai dengan tahapan awal yaitu ngayal alias membangun mimpi, dari yang awalnya cuma liat foto-foto tsakep di internet kemudian mulai bikin daftar mimpi random, selanjutnya saya akan berjuang untuk mewujudkannya. Ketika perjalanan sudah terlaksana, ya udah lupa aja lagi.
New Zealand Fur Seal sedang berjemur Milford Sound, New Zealand
Baiklah, tahapan yang paling seru dalam merencanakan perjalanan itu adalah ngayalnya. Saya suka ngayal jalan-jalan ke tempat yang sebelumnya nggak ada dibayangan saya. Berkat adanya teknologi bernama internet, kini saya bebas ngayal kelayapan ke tempat tsakep sambil liatin foto-fotonya. Kalo boleh ngayal, saya pengen banget traveling tanpa dibatasi waktu dan biaya. Tapi yang namanya hidup kita kudu berjuang untuk dapat bertahan hidup di belantara kota Jakarta. Jangankan ke luar negeri, buat memenuhi kebutuhan bulanan aja udah Alhamdulillah. Realistis aja saya mah.
Jadi begini ceritanya, seandainya, seandainya yaaa. Seandainya saya punya waktu dan duit banyaaaaak sekali saya akan melakukan perjalanan lintas negara dan benua. Dimulai dari benua asia tempat saya tinggal, startnya dari bandara Soekarno Hatta, kemudian langsung loncat ke benua Eropa. Nah Eropa itu kan luas, nanti ceritanya (ngayal doang) saya bakalan keliling Eropa dimulai dari Paris, Perancis. Bersepeda menyusuri perkebunan anggur di pedesaan di Perancis, berjalan kaki di gang-gang sempit di pedesaan sambil mampir ke café kecil untuk menikmati secangkir cokelat panas, duduk-duduk bermalas-malasan di depan menara eiffel sambil makan pisang goreng. Kemudian dilanjutkan dengan perjalanan sampai ke negara tetangganya yaitu Spanyol, Camino de Santiago sambil menggendong ransel yang nggak berat-berat amat. Camino Frances, Santiago de Compostela, entahlah saya belum selesai googling tentang si camino ini jadi kurang paham, kalo boleh milih saya mendingan naik sepeda daripada jalan kaki, nggak kebayang capeknya hihi.
Ok, lanjut! Dari Spanyol perjalanan dilanjutkan ke Portugal, tanggung kan deket sama Spanyol. Dari Portugal langsung terbang ke Jerman ke Schloss Neuschwanstein, ke Nuremberg, Berlin dan kota-kota lain untuk kopi darat dengan teman-teman blogger multiply di Jerman yang sekarang udah hilang kontak. Menikmati romantisnya kota Praha di Ceko. Berjalan kaki menyusuri kastil-kastil di Polandia. Tidak lupa mampir untuk mengejar aurora di Swedia dan Norwegia. Oh iya, lanjut lagi ke Inggris buat nemuin si Muse di Brimingham dan numpang di kosannya buat menghemat akomodasi, lalu ke Staveley, Cumbria. Terbang lagi ke Dublin buat menikmati melownya kota Dublin yang saya kenal dari novel chicklit yang pernah saya baca jaman saya masih rajin baca buku. Dari situ langsung terbang ke Kulusuk, Greenland. Nah dari Greenland dilanjutkan ke Kanada untuk mengunjungi pegunungan Alberta, Jesper National Park, Prince Edward Island, ke tempat yang belum saya tuju entah ke mana. Dilanjutkan lagi terbang ke Alaska, gara-gara nonton the Proposal, wuihh. Dari belahan bumi bagian utara, dilanjutkan ke belahan bumi bagian selatan yaitu New Zealand (lagi), masih kepengen ke New Zealand deh! Udah ah jangan banyak-banyak ngayalnya, ntar gila loh haha, yang pasti-pasti aja deh.
Sebenernya saya masih kepengen posting cerita perjalanan saya ke New Zealand dan Australia beberapa bulan yang lalu tapi semangatnya keburu ilang, ketimpa dengan rencana perjalanan yang baru. Selama sebulan terakhir ini saya jarang posting karena lagi sibuk mempersiapkan perjalanan saya. Saya sibuk di depan layar computer ngotak-atik google map, browsing tempat-tempat menarik yang bisa dijadikan bucketlist, mengukur jarak antara titik satu dengan titik lainnya di google map, mencari akomodasi dan tiket termurah yang masuk dalam budget saya, sampai browsing mengenai pengalaman orang-orang yang sudah pernah apply visa melalui berbagai kedutaan.
Piopiotahi
Setiap hari saya masih ngecek kejelasan aplikasi visa saya melalui website tapi sampai saat ini belum ada kabar. Dari sekian sedikit visa yang pernah saya ajukan, visa korealah yang paling lama prosesnya yaitu semingguan. Untuk visa transit Australia dan visa turis New Zealand hanya memakan waktu 3 hari kerja, cepet banget kan! Untuk visa schengen ini, entahlah akan memakan waktu berapa lama. Lah ujung-ujungnya ngomongin visa lagi *tepok jidat*
Untuk saat ini, saya nggak kepengen apa-apa, saya cuma pengen visa saya diapprove, udah itu doang. Ngomongin soal merencanakan perjalanan, ada nggak sih tempat yang pengen banget kalian datengin? Kalo ada, kenapa alasannya?