Traveling

Naik Bus dari Jogja sampe Queenstown

Bus ke Goldcoast
Bus ke Goldcoast

Sampe tahun 2008 kota terjauh yang pernah saya kunjungi cuma kampung halaman orang tua saya di Jogja sebelah sanaan doang. Biasanya saya dan orang tua saya mudik ke kampung halaman dengan menggunakan bus antar kota antar propinsi yang ditempuh dalam waktu 12-15 jam, dulu kami belum punya mobil. Saya inget banget waktu masih kecil saya paling males banget bepergian jauh, tiap mau mudik naik bis saya udah pusing dan mual duluan ngebayangin jauhnya perjalanan yang harus ditempuh dari Tangerang sampe kampung mbah’e. Biasanya bis brangkat jam 2 siang dan sampe di tempatnya simbah di pagi hari. Kalo pas musim lebaran bisa lebih lama lagi. 15 jam naik bis, aaaak pingsan dah gue. Tapi itu dulu..

Sekarang saya suka bepergian jauh, sendirian, lintas negara, naik pesawat, naik bus, naik angkot juga hayuk aja dah. Perjalanan terlama yang pernah saya tempuh seumur-umur waktu dari New Zealand ke Indonesia, 24 jam saya berada di jalan, sendirian, kelaparan, kayak anak ilang, seneng deh. Perjalanan terlama waktu musim mudik waktu naik mobil sendiri selama 30 jam lebih tahun 2014 lalu.

Dulu waktu bolak-balik mudik ke kampung halaman orang tua saya pernah naik bus Timbul Jaya, Santoso, Rosalia Indah dan lupa lagi. Waktu ke Jepara beberapa tahun yang lalu sama kakak saya kami naik bus Nusantara dari terminal Lebak Bulus. Udah deh kayaknya cuma bus itu doang yang pernah saya cobain. Tapi pernah juga waktu musim lebaran jaman saya masih sekolah kebagian naik bus cadangan, bus-nya udah reot banget, udah tua, tiap jalan mesinnya berisik banget, boro-boro ada AC dan hebatnya sering mogok di jalan. Tiap bus kami lewat selalu diliatin orang, mungkin mereka berpikiran ya ampun itu bus jelek banget haha. Bus kami beberapa kali mogok di tengah jalan, bannya pecah sampe 2 kali ganti ban cadangan, pokoknya banyak banget rintangan di jalan, namun akhirnya kami tiba dengan selamat di Jakarta hehe.

Tahun 2012 di Seoul saya ucluk-ucluk jalan sendirian ke Seoul Intercity Terminal untuk menuju Gyeongju yang terletak di Provinsi Gyeongsangbukdo. Perjalanan dari Seoul menuju Gyeongju ditempuh kurang lebih selama 5 jam. Di bus itu cuma ada 2 orang warga negara asing yaitu saya dan 1 orang bule jerman, sisanya orang korea semua. Bus yang saya tumpangi ternyata adalah bus paling bagus dengan komposisi kursi 2-1 per baris. Sebelum bus berangkat, bapak sopirnya bolak-balik ke belakang untuk memastikan penumpangnya mengenakan sabuk pengaman semua. Di depan bus dilengkapi dengan TV juga.

Bus ke Gyeongju
Bus ke Gyeongju

Masih tahun 2012 juga, beberapa bulan kemudian saya kembali menginjakan kaki di Seoul, kali itu saya lebih sering naik bus. Yang pertama waktu ke Sokcho, yang berada di lokasi Gangwondo. Saya dan kakak saya naik bus selama kurang lebih 3 jam-an. Waktu itu musim gugur, untungnya bus-nya dilengkapi heater jadi anget di bus. Saya baru ngerasain yang namanya cuaca dingin waktu di Korea, dinginnya luar biasa. Pantesan orang-orang sana pada pake jaket tebal berlapis-lapis, padahal kan masih peralihan musim gugur ke musim dingin. Kali ke-3 naik bus waktu ke Jeonju, saya dapet tiket bus gratisan dari Korea Tourism Organization, lumayan banget hemat ongkos tiket bus. Sebagai bagian untuk mendongkrak pariwisata Korea, pemerintah Korea mengadakan fasilitas bus gratisan buat para wisatawan ke beberapa lokasi tujuan wisata seperti di Gyeongju, Jeonju dan Busan. Waktu ke Gyeongju sebenernya saya juga daftar ke website KTO supaya dapet tiket gratisan, tapi karena saya gak jadi berangkat tiketnya hangus.

Tahun 2013 di Brisbane saya pernah nyobain naik bus bukan AKAP waktu hari pertama di kampus UQ, jadi kami diajak city tour dari kampus buat keliling kota Brisbane bersama dengan teman-teman seangkatan yang les bahasa inggris di ICTE-UQ. Waktu itu kami diajak ke Mt. Cootha untuk melihat kota Brisbane dari kejauhan, gedung-gedung pencakar langit berdiri menjulang tinggi di pusat kota.

Brisbane
Brisbane

Bulan ke-2 di Brisbane, teman sekelas saya yang orang korea berbaik hati mengajak saya untuk ikutan paket tur korea untuk menggantikan temannya yang batal pergi. Seharusnya saya bayar 50 dolar buat day trip ini, tapi saya gak perlu bayar alias gretongan. Saya naik bus 3/4 yang sebagian besar penumpangnya orang Korea, cuma ada 1-2 doang yang bukan orang Korea. Bahkan pemandu wisatanya pun mbak korea, untung saya ngerti bahasa korea (dikit) jadi saya nggak merasa asing diantara mereka yang bermata sipit haha. Saya main dengan 2 cowok korea waktu itu, jadi kami ber-3an terus seharian dan saya keliyengan ngomong korea mulu. Sayanya juga yang sok, pake mulai ngajak ngomong pake bahasa korea segala hii.

Bus yang saya tumpangi bersama rombongan korea di O'Reilly's
Bus yang saya tumpangi bersama rombongan korea di O’Reilly’s

Biasanya kalo ke Goldcoast saya selalu naik kereta dari Rome Street Station sampai ke Goldcoast, namun waktu itu sedang ada perbaikan jalur kereta entah di mana saya lupa, jadi setelah naik kereta beberapa stasiun, perjalanan kami dialihkan dengan menggunakan bus yang disediakan oleh manajemen kereta api brisbane. Saya naik bus Kangaroo Lines yang lumayan penuh tapi kebagian tempat duduk. Lumayan kan nggak bayar sepeserpun untuk mencapai Goldcoast.

Waktu di Brisbane setiap bepergian saya selalu pake kartu Go-Card biru sebagai pengganti pembayaran tunai (kalo di Korea T-Money, kalo di Indonesia E-Money, Flazz, Brizzi). Setelah rutin menggunakan Go-Card sebanyak 9x di weekdays, yang ke-10x nya kita bisa pake gretongan. Jadi kalo wiken saya bisa gratisan ke mana-mana, pas touch on touch-off diliat saldonya nggak berkurang. Seharusnya kalo ke Goldcoast ongkosnya sekitar 10 dolaran, tapi saya cuma kedebet 0 dolar hehe. Ehh ini katanya ya setelah pake 9 kali go-cardnya, saya belom googling sih, cuma udah pernah ngerasain 3 bulan pake go-card emang begitu kok, ada gratisan.

Tahun 2014, dari Pattaya ke Bangkok saya nyobain naik bus umumnya Thailand. Saya nggak begitu inget naik bus kayak apa dan dalemnya gimana, sama aja kayak bis di Jakarta menurut saya mah. Perjalanan ditempuh dalam waktu 3 jam dari Pattaya ke Bangkok. Lumayan enak naik bus ini, daripada naik travel (elf) waktu dari Bangkok ke Pattaya yang joknya sempiiit. Kaki saya panjang jadi lutut saya kepentok kursi didepan dan saya harus melipat kaki sedemikian rupa selama 3 jam lebih, sungguh tidak nyaman.

Tahun 2014 akhir saya kembali nyobain naik bus (Intercity Bus) waktu dalam perjalanan dari Christchurch International Airport ke Tekapo. Bus yang saya tumpangi disopiri oleh bapak-bapak yang ramah, saya duduk di kursi baris kedua sebelah kiri sebelah jendela. Pemberhentian pertama di kota Christchurch untuk ngambil penumpang lagi. Si bapak sopir sambil nyetir sambil jadi guide, kasih tau spot-spot bagus pake pengeras suara. Tapi pas dikasih tau ada tempat bagus saya saya cuek aja tetep tidur pake penutup mata, ngantuk pan semaleman nggak tidur di pesawat. Dari semua bus yang pernah saya cobain di luar negeri, bus inilah bus dengan ongkos termahal. Perjalanannya sih cuma 3,5 jam tapi ongkosnya NZ$ 25 atau setara dengan 250 rebu, tapi busnya nyaman siih. Di bus saya menggigil kedinginan, saya nggak tau heaternya dipasang ato enggak, yang jelas sepanjang perjalanan saya membungkus tangan saya dengan syall. Suerr dingin banget di dalam bus padahal kan summer, ehhh pas keluar dari bus di rest area tambah dingin lagi! Musim panas tapi dingin sungguh aneh.

Interior Intercity Bus
Interior Intercity Bus

Kali kedua saya naik bus (NakedBus) dari Tekapo ke Queenstown. Harga tiket NakedBus jauh lebih murah daripada Intercity Bus, waktu itu saya cuma membayar seharga 12an dolar doang. Semua bus yang saya tumpangi di NZ saya beli tiketnya online melalui website dan membayar dengan menggunakan kartu kredit. Sayangnya dikenakan biaya kartu kredit waktu pesan tiket bus di website, 1 dolar 2 dolar kan lumayan banget bisa buat beli nasi padang di sini haha. Di bus ini kami disopiri oleh cowok indihe, dia nggak bertugas jadi guide kayak si bapak di intercity bus. Jadi ya nyetir aja terus. Pemandangan dari Lake Tekapo sampe Queenstown ini bagus-bagus banget. Beberapa kali saya liat danau biru membentang dengan luasnya. Memasuki kota Queenstown pemandangannya nggak kalah bagus.

Selfie di bus ke Queenstown
Selfie di bus ke Queenstown
Sadar kamera :-D
Sadar kamera 😀

Udah sih itu doang pengalaman saya naik bus selama ini. Kapan terakhir kali saya naik bus? Kemarin sore sampe jam setengah 7. Padahal dulu saya benci banget yang namanya naik bus, saya udah mual duluan tiap liat bus, ealahh sekarang malahan setiap hari tiap mau kerja saya kudu naik bus 3/4. Saya sekarang malah lebih suka naik bus daripada naik mobil kecil tiap berangkat/pulang kerja. Naik bus itu kita bisa jalan-jalan di bus, nggak perlu ngelipet dengkul sedemikian rupa. Bisa duduk dengan segala macam gaya, mulai dari gaya warteg (sebelah kaki diangkat), atau selonjoran panjangin kaki, ndelosor gituhh.

Kesimpulannya bus di luar negeri itu nyaman dan dilengkapi dengan sabuk pengaman, kenapa di Indonesia enggak ada yahh? Kamu punya pengalaman naik bus yang seru? Ayok kita cerita-cerita dimarihhh 🙂