Traveling

Numpang Tidur di Lima

Tahun 2019 saya solo backpacking ke Amerika Selatan, ke Chile tepatnya, dan nggak sengaja terdampar di salah satu kota di Peru, yaitu Cusco. Tujuan saya ke Cusco tidak lain dan tidak bukan adalah sebagai persinggahan untuk mengunjungi situs bersejarah peninggalan suku Inca yang merupakan salah satu kejaiban dunia yang terdaftar dalam warisan dunia UNESCO. Tapi saya bukan mau cerita tentang Cusco.

Sebentar, saya agak-agak lupa ni pengalaman perjalanan saya waktu ke Peru. Saya nggak akan menceritakan perjalanan ke Machu Picchunya, tapi perjalanan sebelumnya. Setelah menempuh perjalanan yang sangat melelahkan dari Puerto Natales naik bus 3 jam ke bandara Punta Arena, naik pesawat 3,5 jam ke Santiago, transit setahun di Santiago, terbang lagi ke Lima, nongkrong di KFC foodcourt bandara Lima, saya memutuskan untuk nginep sebentar di losmen di depan bandara di Lima. Bukan losmen juga sih, tepatnya rumah orang yang kamarnya disewain. Pesawat saya dari Santiago tiba dini hari di Lima, Perjalanan dari dusun di Chile ke Lima 2 harian, karena belum istirahat dari Chile saya memutuskan untuk sewa kamar dari booking.com. Reviewnya sih bagus, tapi…

Lima dan Santiago ternyata beda, Lima sekitaran bandara itu kaya di Tangerang, Santiago itu modern. Keluar dari kompleks bandara terdapat banyak pabrik dan pedagang kaki lima. Saya liat banyak kang aqua, kang cemilan, abang-abang buruh pabrik, taksi, dan angkot. Penginapan yang saya booking lokasinya di kompleks depan bandara, kirain dekat ternyata lumayan jauh kalo jalan kaki. Demi apa saya jalan kaki dari bandara ke rumah orang sambil gambol ransel. Bukannya naik taksi coba dong dong dong. Di sana ternyata ada semacam uber atau gocar. Saya ucluk-ucluk jalan kaki ke jalan depan bandara, nyebrang jalan raya dan jalan di trotoar di depan kompleks pabrik. Sepertinya itu kawasan industri. Saya sempat melihat mbak-mbak dan mas-mas yang antri di luar salah satu pintu pabrik, sepertinya mereka mau wawancara pekerjaan. Di dekat bandara Soekarno Hatta, kalau kalian keluar dari M1 terus ke arah Tangerang itu banyak pabrik-pabrik. Nah kurang lebih kaya gitu tempatnya.

Saya ngantuk warbiyasak, pagi-pagi jalan kaki sambil liatin peta di hp ke kampung orang, banyak anjing di sana-sini bikin saya jadi ngeri. Anjing udah kaya kucing aja di Chile & Peru. Di belakang pabrik itu ada pemukiman warga. Saya masih jalan kaki mencari penginapan saya melewati rumah-rumah penduduk yang sepi. Sampai akhirnya tibalah saya di tempat tujuan yang terletak di salah satu sudut/pengkolan jalan.

Tapi kok.. sepi bener. Rumahnya amat sangat tertutup. Saya bingung mau masuknya gimana, nggak ada bel, nggak ada orang. Semacam apartemen atau kos-kosan gitu, rumahnya naik ke atas. Di bawah nggak ada orang, ada lubang untuk melihat ke dalam tapi kosong melompong dalamnya, cuma ada tangga. Saya nunggu di situ ada kali setengah jam kaya orang bego. Nggak ada orang yang bisa ditanya, nggak ada sim card peru, nggak ada paket data, nggak ada wifi, nggak bisa bahasa spanyol, kelaparan, ngantuk, AIGO MISTER KIM! Saya terus ketok-ketok pintu sambil bilang permisi!! Waktu itu belum tau ada bahasa spanyol permiso.

Akhirnya ada mbak-mbak yang ngebukain pintu dan mengajak saya masuk ke rumahnya yang terletak di lantai 3. Mbaknya mempersilakan saya masuk dan saya disuruh duduk di sofa. Saya mengamati sekeliling dan liat banyak hewan piaraan mulai dari kucing, anjing kecil yang dipakein baju, dan belatung menggeliat di lantai dekat kaki saya, eww. Dalam hati saya komentar, ini rumahnya nggak pernah disapu apa, debu di mana-mana, bau amis juga. Saya disuruh nunggu sementara mbaknya sibuk membersihkan kamar buat saya. Saya udah pengen kabur aja terdampar di tempat itu.

Setelah menunggu kurang lebih 30 menit sampai 1 jam akhirnya saya dipersilakan masuk kamar. Untung kamarnya bersih dan wangi, legaaaaa. Tuh kan, kalo mau dia bisa bersih-bersih bebenah rumah. Ada beberapa kamar yang disewakan tapi saat itu sepi cuma ada saya doang.

Begitu masuk kamar saya langsung bongkar ransel, charge hp, kamera, mandi, makan ayam kfc, dan istirahat. Saya tidur kaya orang pingsan. Teparrrr setelah menempuh jarak ribuan kilometer. Saya udah pesan dibangunin tengah malam karena dini harinya saya masih harus terbang lagi ke Cusco, kemudian langsung naik van & kereta ke Aguas Calientes sebelum cus ke Machu Picchu.

5 thoughts on “Numpang Tidur di Lima”

  1. Salam kenal mbak, saya senang banget baca tentang perjalanannya, setiap mau travelling saya selalu baca dulu nich negara yang pernah mbak kunjungi, iceland akhirnya jadi kenyataan , planning berikutnya pingin ke Ushuaia

  2. Salam kenal mbak, saya senang banget baca tentang perjalanannya, setiap mau travelling saya selalu baca dulu nich negara yang pernah mbak kunjungi, iceland akhirnya jadi kenyataan , planning berikutnya pingin ke Ushuaia

Leave a comment