Traveling

Hello Jetlag!

Hari ini adalah hari ke-5 saya pulang dari Amerika Selatan. Seperti biasa, jadwal tidur saya sekembalinya dari perjalanan dengan zona waktu yang panjang kembali berantakan. Cusco, Peru itu sama kaya New York City, perbedaan waktunya sama-sama 12 jam dengan Indonesia. Cuma beda posisinya aja, yang satu di utara, yang satu di selatan. Dari hari minggu (pas baru pulang dari Santiago), saya mulai (ke)tidur(an) jam 4 sore sampai jam 2 pagi setiap hari. Terus dari jam 2 pagi saya bingung mau ngapain di rumah.

Jetlag memang nggak bisa dihindari, memang harus dihadapi dengan hati terbuka. Saya merasa lebih hepi pulang jalan-jalan. Saya lebih bahagia, bersyukur dan seneng aja gitu, walau duitnya abis. Walaupun pas di jalan saya kepengen nangis, marah-marah, pengen cepet pulang dan pengen cepet makan pecel lele. Perjalanan solo ke Amerika Selatan masuk ke rekor perjalanan terlama dan termahal buat kantong saya. Gak nyangka saya berani dan bisa gitu kelayapan sendirian haha.

Biasanya traveler yang saya temui di hostel melakukan perjalanan solo selama minimal 3 bulan. Mereka bahkan rela berhenti dari pekerjaannya untuk keliling Amerika Selatan. Sementara saya, nggak bisa berhenti kerja karena saya lebih senang bekerja dan dapet gaji walaupun jatah liburan cuma sebentar dalam setahun. Ini mau ngomongin jetlag atau ngomongin kerjaan??

Pas di Chile saya bilang nggak mau kembali lagi ke sana. Pas udah pulang saya malah pengen balik lagi ke sana tapi dalam waktu yang lebih lama dan perencanaan yang lebih matang. Saya mau eksplore dari Ushuaia sampai ke Alaska. Lah!

Sebelum boarding di Santiago saya didatangi mas-mas petugas dari kementerian pariwisata Chile yang mengadakan survey kepada para traveler di Comodoro Arturo Merino Benítez International Airport. Saya menjawab pertanyaan masnya sambil melihat ke arah antrian penumpang yang akan masuk pesawat. Saya ditanya, “Apakah anda akan kembali lagi ke Chile dalam waktu dekat?” Saya menjawabnya tidak tahu, lah jauh gitu jaraknya dari rumah saya.

Selama di sana saya tidak bertemu seorang pun warga negara Indonesia. Biasanya saya sering liat orang cina dan india setiap kali traveling, namun di Chile jarang. Saya baru ketemu turis sekampung waktu di Aguas Calientes waktu lagi antri masuk bus ke Machu Picchu. Di depan saya ada sepasang orang Korea, dan saya ikutan nimbrung aja ngobrol dengan mereka dengan menggunakan bahasa korea. Seneng ketemu mereka dan ngoceh-ngoceh haha. Terus ketemu lagi sama mereka pas di Cusco. Udah gitu doang.

Biasanya saya nggak perhatiin bentukan kaki saya kalo abis perjalanan jauh. Kemarin saya liat ada yang beda dengan kaki saya. Saya nggak ngenalin kaki saya, masak bengkak gitu dari betis sampe telapak kaki kaya kakinya orang hamil haha. Saking lamanya duduk di pesawat. Pantat saya sampe pegel bener duduk mulu. Tapi herannya saya nggak pusing selama di jalan. Ih sehat bener saya kalo udah kelayapan kayak gitu. Saya malah sering flu kalo kelamaan di rumah.

Advertisement

6 thoughts on “Hello Jetlag!”

  1. Kalau ketemu warga Korea dan bisa ngomong bahasa mereka, yang ada kayaknya mereka amaze ya haha. Dulu pas ke yurop, aku sempat teler di 2 hari pertama. Soalnya tidur kurang. Di Indonesia biasa udah tidur, eh di sana masih sore hwhwhw. Pas pulang juga sempat kena tapi gak parah, mungkin karena aku gak susah-susah banget tidur ya.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s