cerita visa

Mengurus Visa Schengen Melalui Kedutaan Denmark

Dokumen untuk ditukarkan dengan selembar stiker visa
Dokumen untuk ditukarkan dengan selembar stiker visa

“Waduh rekeningnya minim banget, nggak ada dana di rekening lain? Punya orang tua, kakak?”

Saya masih saja teringat saran petugas aplikasi visa ketika akan mengajukan berkas aplikasi visa Schengen 2 minggu yang lalu. Saran dia benar, sayanya aja yang ndableg, udah tau mau ke Yurop malah masukin dana pas-pasan. Eropa, apa yang ada di pikiranmu saat mendengarkan kata Eropa? Perjalanan seru? Iya! Keren? Pastinya! Mahal? Banget! Visanya ribet? Entahlah.

Waktu beli tiket pesawat ke Eropa saya sempat mempertimbangkan untuk berangkat atau pulang dari London, harganya nggak jauh beda kok. Hanya dengan 8,7 juta saja udah bisa ke Inggris naik Etihad atau Qatar. Tapiiii setelah temen saya bilang kalo apply visa UK itu ribet, saya mengurungkan niat saya untuk ngesot ke Inggris. Lagian kurs poundsterling sekarang lagi tinggi, nggak kuaaaaat!

Irlandia juga sempat masuk dalam daftar negara yang harus saya kunjungi jaman dahulu kala, tapi visanya kudu apply lagi, nggak jadi dah. Transylvania juga menarik buat dikunjungi, dan ratenya nggak semahal negara-negara di Eropa Barat, tapi sayang nggak masuk dalam negara Schengen. Oleh karena itu, pada perjalanan nanti saya hanya akan mengunjungi 4-5 negara schengen saja supaya lebih puas ngirit.

Ini adalah hari ke-13 saya mengajukan aplikasi visa schengen dan sampai sekarang visanya masih belum ada kabar. Kalo kata orang tua jaman dulu mah pamali cerita-cerita sebelum ada kepastian kejelasan visa dan keberangkatan kita ke negara yang mau didatengin. Tapi saya udah gak tahan kepengen cerita-cerita pengalaman apply visa kemaren, supaya kalian ikut merasakan betapa nestapa durjananya menunggu kejelasan permohonan aplikasi visa selama 2 minggu ini.

Kenapa harus apply visa di kedutaan Denmark?
Suka aja.. 😀

Apa aja yang harus disiapkan?

1. Mimpi dan hayalan tingkat tinggi untuk melihat Eropa
Saya kan penghayal tingkat tinggi, kalo lagi bengong pasti ngayal, tapi bukan ngayal jorok tapi ngayal jalan-jalan ke tempat yang sebelumnya nggak ada di bayangan saya.

2. Niat, tekad, kemauan dan modal nekad
Di mana ada kemauan disitu ada jalan, kalo udah diniatin insyaallah kesampean, makanya jangan menyerah sama mimpi kamu. Ditambah lagi modal nekad, kalo nggak nekad nggak bisa melihat dunia. Kamu ada budget berapa, ya udah pake aja. 2 bulan yang lalu saya cuma punya duit buat beli tiket pp ke Eropa doang, yaudah beli aja tanpa mikir apa-apa lagi. Sekarang saya baru pusing soal biayanya haha.

3. Bangun dari mimpi
Kalo pengen mimpinya jadi kenyataan, kamu harus bangun dari tidur dan mulai berusaha mewujudkan mimpi menginjakan kaki ke Eropa dengan cara bekerja, bekerja, bekerja, atau minta duit orang tua supaya mau ngebayarin anaknya traveling ke Eropa. Kalo kamu orang yang beruntung selalu menang undian, kamu bisa mencoba berbagai kompetisi yang hadiahnya jalan-jalan ke Eropa. Sayangnya saya nggak masup golongan ini, saya belum pernah menang lomba.

4. Formulir aplikasi visa
Formulir aplikasi visa schengen bisa diunduh melalui website VFS Global. Cetak formulir di rental computer atau kalo nggak mau rugi bisa cetak di kantor supaya menghemat biaya cetak 3000 rupiah.

5. Pas foto
Pas foto dengan ukuran 3,5 cm x 4,5 cm dengan warna latar putih atau terang, panjang muka dari ujung dagu sampai ujung kepala nggak boleh lebih dari 35 mm. Di website VFS Global dijelaskan dengan detail foto ini, sampai ada contohnya dan ukuran-ukurannya. Pas foto ini nanti ditempel di halaman depan formulir aplikasi visa Schengen.

6. Itinerary perjalanan
Untuk itinerary perjalanan ini saya bikin sedetail mungkin dari mulai menginjakan kaki di Paris Charles de Gaulle Airport sampai kembali ke Jakarta dari Roma Leonardo da Vinci Fiumicino Airport, dan tiba di Soekarno Hatta. Saya juga masukan estimasi biaya pengeluaran dari berangkat sampai pulang sedetail-detailnya. Berapa biaya yang sudah dikeluarkan sampai saat ini, dan berapa lagi biaya yang akan dibutuhkan nantinya sehingga ada bayangan di sananya.

7. Asuransi perjalanan
Semua pemohon visa harus melampirkan fotokopi Travel Medical Insurance pada saat memasukkan aplikasi. Polis dan kebijakan asuransi harusmencakup informasi berikut:
• Nama pemegang polis dan masa berlaku polis
• Menjamin biaya medis setara dengan minimum Euro 30000
• Menjamin semua negara di wilayah Schengen – tidak hanya Denmark
• Menjamin seluruh masa tinggal di wilayah Schengen (seperti yang ditunjukkan di rencana penerbangan/tiket)
Ketika Anda menghitung lama hari tinggal di wilayah Schengen, harap diingat untuk menghitung pula hari pertama Anda memasuki wilayah Schengen dan bahwa ada bulan-bulan tertentu yang memiliki 31 hari.

Saya pake asuransi AXA Smart Traveler yang bisa dibeli online di sini. Untuk asuransi perjalanan selama 20 hari saya membayar seharga USD 55 atau IDR 731.720 kurs yang berlaku saat itu.

Asuransi Perjalanan
Asuransi Perjalanan

8. Paspor yang masih berlaku dan salinannya
Fotokopi paspor dari halaman depan sampai halaman belakang, halaman yang kosong yang nggak ada cap paspornya nggak usah dicopy. Kalo ada penambahan nama, juga harus dicopy halaman paspornya. Kali aja kamu yang cuma punya nama terdiri dari 2 kata, dan baru pulang umrah pasti punya nama tambahan. Akan lebih baik lagi kalo udah punya koleksi cap paspor dan stiker visa di halaman paspor, supaya keliatan lebih tebal aja berkas aplikasinya, lumayan kan.

Koleksi cap dan stiker di paspor

9. Surat referensi kerja yang menyatakan jabatan dan durasi kerja di perusahaan. Jika pemohon visa memiliki usaha sendiri, registrasi usaha atau perusahaan (SIUP, TDP, NPWP) harus dilampirkan sebagai konfirmasi bahwa pemohon visa telah mendapat cuti selama periode yang dimaksudkan untuk perjalanan ke wilayah Schengen dan akan kembali bekerja setelahnya
Saya bikin surat keterangan bekerja dalam bahasa inggris dan supaya lebih meyakinkan kalo saya benar-benar kerja. Saya nggak melampirkan surat cuti karena surat cutinya belom jadi.

10. Fotokopi dari bukti keuangan pribadi/sponsor selama 3 bulan terakhir. Surat sponsor juga harus dilampirkan jika perjalanan dibiayai oleh pihak tertentu. Fotokopi dari kartu kredit atau surat referensi dari bank dapat pula dilampirkan sebagai dokumen pendukung untuk bukti keuangan.

Hahh, poin nomor 10 ini yang paling seru! Kalo di kedutaan Perancis kudu ngelampirin slip gaji bulanan kita, sedangkan di sini nggak disebutin di website. Saya sih bawa bikin slip gaji tapi nggak saya lampirkan, nggak diminta.  Bukannya melampirkan slip gaji, saya malah melampirkan slip utangan selama 3 bulan terakhir. Yapp, utang!! Gpp, saya bangga kok melampirkan daftar utang-an saya. Saya masupin tagihan kartu kredit selama 3 bulan terakhir yang didalamnya berisi tagihan-tagihan pembelian tiket pesawat Etihad, Air Asia, Air Berlin, Megabus, Airbnb di Paris dan Denhaag 6 malam dibayar penuh, Loft Hostel cuma dp-nya doang, sampai tagihan perawatan berkala mobil dan Ultra Light Down Jacket uniqlo yang diskon 20 dolar haha. Tapi semuanya sudah dibayar lunas setiap bulannya sebelum tanggal jatuh tempo. Tagihan saat itu untuk 2 orang, karena saya akan berangkat bersama teman saya yang saat itu belum punya kartu kredit..

Kenapa ngelampirin tagihan kartu kredit? Buat bukti kalo saya sudah membayar dengan lunas biaya perjalanan saya ke Eropa, jadi angka yang tertera di rekening koran hanya untuk biaya membeli Roma Tourist Pass, Dusseldorf Card, Mobilis Card, biaya masup objek wisata dan bayar hotel/guesthouse di Italia. Oh iya, kartu kredit juga harus dicopy bolak-balik, tapi ccv-nya ditutup ya. Tadinya saya melampirkan tagihan kartu kredit yang angka atau nomor kartu kreditnya sudah saya tutupin dengan spidol dan tipe-ex, tapi malah diminta lembaran yang nomor kartu kreditnya terlihat jelas, untung saya bawa berkas aplikasi 2 rangkap.

Kalau ditanya berapa saldo aman di rekening untuk apply visa schengen, kalo kamu banyak duit coba aja masukin dana 100 juta, tapi jangan ujug-ujug masuk duit 100 juta dalam waktu sehari, ngeri juga.

Surat referensi dari bank juga nggak saya lampirkan, saya cuma masukin rekening koran 3 bulan terakhir dari 1 bank, karena memang pemasukan dan pengeluaran rutin saya cuma ada di 1 rekening itu. Waktu apply visa korea saya malah masukin surat referensi bank.

11. Fotokopi kartu keluarga, akta kelahiran dan akta pernikahan
Udah, udah, jangan bahas akta pernikahan!

12. Lembar asli atau fotokopi dari print-out pemesanan penerbangan yang tetap (conirmed flight-booking) dari agen perjalanan atau perusahaan penerbangan.
Dokumen ini harus menunjukkan bahwa lama tinggal di wilayah Schengen tidak melebihi 90 hari. Pihak Kedutaan dengan tegas menyarankan kepada para pemohon visa untuk tidak membeli atau membayar tiket pesawat sebelum ada konfirmasi dari pihak Kedutaan mengenai hasil proses visa. Harap diketahui bahwa pada saat pengambilan visa, ada kemungkinan pemohon visa akan diminta untuk menunjukkan tiket/e-ticket yang asli.

Udah jelas kalo pemohon visa nggak disarankan beli tiket dulu, saya malah udah beli tiket pesawat pp ke Eropa duluan, abisan gimana, lagi promo sih tiketnya!.

Bookingan akomodasi juga harus dilampirkan lengkap dengan kode booking, saya pake airbnb yang sudah dibayar penuh, hostelworld yang baru bayar DP 12 persen dan bookingan hotel dan guesthouse yang belum dibayar lunas dari booking.com

 13. Dan yang terakhir adalah uang sebesar IDR 1.160.000 (900.000 + 260.000) plus ongkos ojeg ke Kuningan City 10 rebu

Sebenanarnya apply visa itu pekerjaan yang mudah, yang nggak mudah adalah duitnya hahaha. *stress* Saya bisa aja apply visa di kedutaan Perancis, karena negara pertama yang akan saya kunjungi adalah Perancis. Saya bisa aja apply visa di kedutaan Belanda yang katanya paling cepat, karena saya juga akan ke Belanda dan sudah memiliki tiket megabus ke Amsterdam seharga 30 ribu rupiah. Tapi kalau harus mengikuti prosedur visa schengen yang benar, maka saya harus apply visa di kedutaan Denmark, kan saya anak sholehah taat peraturan haha

Kamu bisa apply visa di kedutaan di negara yang paling lama akan kamu singgahi di Eropa, atau kalo negara terlamanya belum ditentukan, kamu bisa apply visa di negara pertama tempat kamu mendarat di Eropa. Ini prosedur yang benar ya, kalo mau nakal kamu bisa kok ngakalin itinerary dan apply visa di kedutaan negara yang paling kamu favorit-in, tapi saya nggak menyarankan ide ini.

Udah ada bayangan kan gimana caranya apply visa schengen?

Foto visanya belum ada, kan visanya belom disetujui, Bismillah… *lanjutin berdoa*

Alamat VFS Global
Kuningan City Mall Lantai 1
Jalan Prof DR Satrio Kav 18
Jakarta 12950

40 thoughts on “Mengurus Visa Schengen Melalui Kedutaan Denmark”

    1. Amin..

      Teteh, maap, lupa bilang kalo aku gak jadi ke Nuremberg. Di jerman cuma transit 11 jam doang di Dussdeldorf, hiks. Tiket termurahnya yang transit di Dusseldorf doang

      1. Padahal aku pengen banget maen ke tempat teteh dan ke jerman bagian lainnya,. Sebenernya aku lebih pengen ke Jerman daripada Belanda, tapi kenapa malah ke Belanda yak hehe

  1. Pengalamanku apply visa Schengen lewat konsulat Belanda melalui undangan sponsor, ga perlu menyertakan bukti keuangan kita sama sekali. Soalnya aku ga menyertakan waktu tahun kemaren pertama kali ke Belanda. Dengan catatan, pihak sponsor yang mengundang catatan keuangannya tidak meragukan ya. Kata petugas konsulatnya juga begitu, kalo pihak sponsor yang mengundang catatan keuangannya sudah ok,kita ga perlu menyertakan bukti keuangan kita 3 bulan terakhir. Yang cap paspor, pas waktu aku apply kan baru ganti paspor, dan aku lupa naruh dimana paspor yang lama. Jadilah yang aku sertakan paspor tanpa cap sama sekali. Beruntung semua lancar sampai visa keluar.
    Tapi kalo apply visa gitu untung2an bukan sih hasilnya? Pernah baca dimana gitu katanya meskipun menyertakan saldo minimal 100 juta buat pergi ke Belanda selama 2 minggu tapi visa ditolak juga. Mungkin syarat yang lain ga memenuhi kali ya.

    1. Belanda gak ribet yak, apalagi kalo diundang sponsor yang keuangannya bagus. Aku gak pernah apply visa pake sponsor. Tau gitu aku apply di kedutaan belanda aja yang gak pake lama hiks. Hari ke-15 belom ada kabar

  2. Semangat ya Mbak, semoga kesampaian deh jalan-jalan ke Eropanya :)). Visanya juga semoga di-approve dan cepat kelar tanpa masalah yang berarti. Saya kira wajar ya mengurus visa banyak dokumennya, soalnya nanti salah-salah urus malah disangka imigran gelap :haha. Bahkan cenderung teliti sekali soalnya ukuran muka di pas foto saja mesti diatur *aaaak muka saya tembem, gimana dong :hehe*.
    Nanti kalau sudah ke Eropa, jangan lupa ceritanya ya Mbak Bijo :hehe.

      1. Jadi kalau foto tempat wisata, fokus semua orang teralihkan pada muka yang pipi semua, ya. Baiklah… :haha.

  3. Semangattt semoga penantiannya berbuah manis, siapa tau malah dikasih multiple bertahun-tahun 😀
    Saya juga sih tapi sengsara banget nungguin visa Mesir yang waktu itu hampir sebulan juga baru granted

  4. Mba ini kalau bandaranya masuk via Denmark ya, jadi apply visa schengen disini?
    masih bingung soalnya, dan misal beli tiket via Belanda jadi harus apply visa ke kedube Belanda?
    minta penjelasan Mba, makasih

  5. I feel You, Bijo.. memang nestapa banget nungguin visa. Jadi ingat masa lalu waktu masih pegang paspor ijo, setiap mau keluar pasti dag-dig-dug ndak karuan nungguin visa. Urusan visa adalah tahap terberat dalam traveling ya?

      1. Mb aku juga deg degan ini hari ke 14… Sama pengajuan via Denmark juga… 😇doakan aku yaaa

      2. Hi, salam kenal.
        Mau tanya ya. 15 hari itu, 15 hari kalender atau 15 hari kerja?

        Thanks

      3. Hi, salam kenal.
        Mau tanya ya. 15 hari itu, 15 hari kalender atau 15 hari kerja?

        Thanks

  6. Mbak, seru juga ya baca blognya haha. Dulu aku pernah ngajuin visa schengen 2 tahun lalu, cuma karena ikut tour. Ya semua lancar-lancar saja :D. Nah sekarang aku punya niat tahun depan mau ke denmark untuk liburan sekalian memang ada teman disana. Dia bilang dia bisa mengajukan semacam “undangan” ke aku yang menerangkan bahwa nanti aku tinggal di rumahnya di sana. Permasalahnnya gini mba *jrengjreng*…. aku udah berhenti kerja dan sialnya aku bukan pengusaha, tapi dananya ada walaupun mentok haha. Nah yang begini gimana ya? Karena mbak sudah terbiasa mengurus visa sendiri, siapa tahu aja bisa kasih informasinya hehe. Terima kasih sebelumnya 🙂

  7. Saya pengen ketemu teman saya yang ada di Sweden tapi teman saya ngajuin dari denmark gimana ya,saya takut karena saya ngga pernah apply visa kemana mana negara karena saya kerja di malaysia.dan biaya nya berapa.pls hlp me

    1. Apply visanya bisa di Malaysia kalo memang kerja di sana. Soal biaya aku gak tau berapa di sana. Coba aja tanya-tanya ke kedutaan Swedia atau Denmark di Malaysia.

  8. Mbak, numpang tanya lagi ya. Msh inget ga, dpt email notifikasi bhw visa dpt diambil pas hari ke-15 itu pagi, siang or sore?
    Saya lg deg2an nih. Hr ini hr ke-15, kok blm dpt email 🙁
    Thanks

    1. Hi salam kenal kk, Baru baca blognya nih krn lagi cari2 Info…
      Saya mw ke Denmark, tapi sponsor dari belanda.. Brarti apply visa nya dari belanda, tapi landing di Denmark boleh begitu??

    2. Hi salam kenal kk, Baru baca blognya nih krn lagi cari2 Info… Tolong bantu jawab yah… Bener2 newbie nih.
      Saya mw ke Denmark, tapi sponsor dari belanda.. Brarti apply visa nya dari belanda, tapi landing di Denmark boleh begitu??

Leave a comment